Amman (ANTARA News/AFP) - Raja Abdullah II pada Selasa mendesak penyelidikan antarbangsa atas serbuan maut Israel atas armada bantuan dan memerintahkan membawa yang luka ke Yordania.

"Yordania dengan keras mengutuk serbuan itu, yang adalah kejahatan dan pelanggaran atas hukum antarbangsa," kata pernyataan istana mengutip keterangan raja.

"Masyarakat antarbangsa harus mengambil tindakan segera dan mantap untuk mengakhiri pengucilan sewenang-wenang dan tak manusiawi atas Jalur Gaza serta melancarkan penyelidikan terbuka antarbangsa atas kejahatan itu," katanya.

Polisi Israel memenjarakan atau mengusir ratusan pegiat sesudah pasukan komando menguasai kapal tujuan Gaza mereka di perairan antarbangsa pada Senin dalam serbuan berdarah dinihari, yang menewaskan sembilan pegiat dan memicu kemarahan dunia.

Raja memerintahkan pemerintahnya segera mulai bekerja membawa yang luka akibat serangan itu ke Yordania dan memberi mereka perawatan dan perlakuan baik sebelum memulangkan mereka," kata istana.

Duapuluh empat orang Yordania terdapat di antara ke-686 penumpang di armada kecil itu.

Yordania, yang menandatangani perjanjian perdamaian dengan Israel pada 1994, akan mengirim lebih banyak iringan bantuan kepada saudara di Gaza lewat amal Bani Hashim, yang mengirim bantuan ke Gaza sejak serangan tentara Israel atas daerah kantong Palestina itu lebih dari setahun lalu, kata pernyataan tersebut.

Lebih dari 2.000 orang turun ke jalan pada Senin mengecam serbuan itu, menuntut Yordania mengusir dutabesar Israel dan menutup kedutaanbesarnya.

Pemerintah menyatakan kuasa usaha Israel dipanggil dan diberi surat kecaman, sementara kedutaanbesar Yordania di Tel Aviv secara resmi memberitahu pemerintah Israel tentang kecaman keras Yordania atas serbuan itu.

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa pada Selasa menyeru penyelidikan mandiri atas serangan Israel terhadap armada kapal pembawa bantuan kemanusiaan ke Gaza dan pembebasan segera semua warga.

Pernyataan itu, yang dikeluarkan pada akhir sidang darurat, yang berlangsung lebih dari 12 jam, mengutuk tindakan penyebab kehilangan nyawa sedikit-dikitnya 10 warga dan melukai sejumlah lagi.

"Dewan Keamanan, yang mencatat pernyataan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang perlu dilakukan penyelidikan penuh terhadap masalah itu, menyeru penyelidikan mandiri, tepercaya dan terbuka sesuai dengan ukuran dunia," kata pernyataan tersebut.

Dewan Keamanan minta semua kapal dan warga, yang ditahan Israel, segera dibebaskan.

Radio swasta Israel sebelumnya melaporkan bahwa Israel menahan 480 pegiat dan 48 lagi diusir.

"Dewan Keamanan menyeru Israel membuka sepenuhnya jalur konsuler untuk mengizinkan negara terkait segera membawa jenazah warganya dan yang cedera serta menjamin pengiriman bantuan kemanusiaan dari iringan itu ke tujuannya," katanya.

Rusia dan Eropa Bersatu pada Selasa menyeru penyelidikan mandiri terhadap gerakan tentara Israel terhadap armada bantuan kemanusiaan itu.

Rusia dan Eropa Bersatu juga meminta semua pintu penyeberangan ke Gaza untuk pengiriman bantuan, barang dan relawan dibuka.

Eropa Bersatu dan Rusia menyesalkan kematian sejumlah orang dan menuntut penyelidikan tuntas dan mandiri terhadap kejadian itu, kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan Kepala Kebijakan Luar Negeri Eropa Bersatu Catherine Ashton.

Pernyataan kedua pihak itu dimuat dalam deklarasi, yang disiarkan pada saat temu puncak Rusia-Eropa Bersatu di kota Rusia selatan, Rostov-on-Don.(*)
(B002/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010