Johannesburg (ANTARA News) - Pemerintah Afrika Selatan akan memperketat keamanan di sekitar stadion Soccer City, Johannesburg, yang menyelenggarakan pertandingan pembukaan Piala Dunia tanggal 11 Juni nanti untuk mencegah aksi teroris atau penggila bola yang nekad mengacaukan acara.

Dengan catatan rata-rata 50 pembunuhan dalam satu hari, Afrika Selatan memiliki reputasi sebagai salah satu negara berbahaya di dunia. Belum lagi ada isu mengenai kemungkinan serangan terorisme dan aksi brutal suporter bola.

Masih segar dalam ingatan bagaimana dalam kejuaraan Piala Afrika yang diadakan di Angola Januari lalu bus yang membawa anggota tim Togo diserang oleh sekelompok orang bersenjata.

Tanggal 11 Juni nanti, sekitar 40 kepala negara dan sejumlah tamu agung diperkirakan akan menghadiri upacara pembukaan Piala Dunia di Afsel sekaligus pertandingan antara tuan rumah melawan Meksiko.

Dengan mata dunia yang mengarah ke negara ini, polisi Afsel pastinya tidak ingin ada insiden macam-macam.

Pasukan penjinak bom baik yang berseragam maupun yang berpakaian preman serta ribuan polisi dipastikan akan berpatroli di sekitar Soccer City dan beberapa daerah ditandai di Cape Town Green hari Jumat (11/6) malam dimana Prancis akan bertanding melawan Uruguay.

Bentuk lain dari sistem keamanan yang diperketat adalah adanya larangan pesawat melintas di atas stadion saat pembukaan turnamen walau nanti akan ada atraksi beberapa pilot Afsel yang terbang di atas udara Johannesburg sebagai syarat keberuntungan sebagaimana yang dilakukan saat Afsel menjadi tuan rumah kejuaraan dunia rugby tahun 1995.

Sejak pesawat yang ditumpangi peserta olimpiade asal Israel ditembak di Munich tahun 1972, serangan terang-terangan para teroris dianggap sebagai ancaman besar bagi penyelenggaraan turnamen-turnamen olahraga berskala besar termasuk Piala Dunia.

Baru-baru ini seorang yang diduga anggota kelompok teroris diajukan ke pengadilan atas tuduhan merencanakan pemboman terhadap kota mayoritas berpenduduk kulit hitam di Afsel sebelum turnamen Piala Dunia dimulai.

Sementara itu pemerintah Belanda mengatakan mereka menerima laporan intelijen mengenai adanya kemungkinan serangan teror saat Piala Dunia berlangsung.

Tapi ahli keamanan di Lembaga Studi Keamanan Afsel, Johan Berger, menyatakan kemungkinan adanya teror kecil sekali.

"Turnamen kelas dunia seperti Piala Dunia memang berpotensi menjadi target teror, tapi sejauh ini kami belum menemukan bukti satupun yang mengarah ke dugaan itu," kata Berger.

Badan kepolisian global Interpol telah meningkatkan jam operasionalnya di Afsel dalam rangka memantau keadaan disana sekaligus berbagi informasi mengenai keberadaan orang-orang yang diduga sebagai teroris ataupun suporter nakal.

"Ada beberapa orang pejabat kepolisian dari 27 negara yang berbasis di Afsel selama Piala Dunia yang akan bekerja sama dengan polisi lokal untuk mengamankan daerah sekitar stadion," kata juru bicara kepolisian Afsel, Sally de Beer.

"Mereka (interpol) pastinya bisa mengenali suporter nakal asal negara mereka sendiri dan mencegahnya untuk masuk ke stadion," tambah de Beer.

Sebelumnya, Argentina yang memiliki catatan panjang kekerasan yang dilakukan fansnya telah menyerahkan nama-nama 800 orang hooligan kepada pihak berwenang di Afsel. Kepala Polisi Nathi Mthethwa pekan lalu mengungkapkan pihaknya telah menggagalkan upaya hooligan asal Inggris yang ingin masuk ke Afsel via Dubai.

Kehadiran polisi di sekitar stadion juga dimaksudkan untuk menecegah terjadinya kejahatan seperti pencurian atau copet. Siapa pun yang tertangkap tangan oleh polisi melakukan kejahatan di sekitar stadion akan ditahan di ruang khusus yang terletak di bawah gedung stadion untuk kemudian diadili di tempat.

Sementara polisi bertuga, tentara dan layanan kesehatan juga disiagakan untuk mengantisipasi keadaan darurat.

Berger mengatakan polisi layak diberi pujian atas usahanya untuk menghapus citra Afsel sebagai tempat dengan tingkat kejahatan tinggi di dunia. Bahkan, tambahnya, pemerintah Afsel selama tujuh tahun terakhir sudah mengerahkan 60.000 personil polisi tambahan untuk mengamankan Afsel. (*)

AFP/A051/A020

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010