Denpasar (ANTARA News) - Putu Jana dan Riadis Suhli, masing-masing kontributor ANTV dan Indosiar, telah menjadi korban kekerasan para demonstran saat meliput unjuk rasa yang menolak penambahan jumlah armada taksi di Denpasar, Senin.

Unjuk rasa lebih dari 150 orang yang tergabung dalam Paguyuban Jasa Wisata Bali (PJWB) itu awalnya digelar di depan kantor Gubernur Bali di daerah Renon, Denpasar, kemudian berbuntut dengan aksi sweeping taksi di sejumlah ruas jalan.

Bersamaan dengan itu, sejumlah wartawan, baik dari media cetak maupun elekteronik meliput aksi yang disertai tindak pembakaran barang-barang bekas di tengah jalan.

Dengan kameranya masing-masing, Putu Jana dan Riadis sibuk mengambil gambar aksi sweeping yang juga dibarengi dengan sorak-sorai dan kata-kata hujatan terhadap pemerintah setempat yang dinilai telah dengan semena-mena menambah jumlah armada taksi di Pulau Dewata.

Tidak berselang lama, Putu Jana tampak dikerubuti sejumlah demonstran yang meminta agar gambar yang telah diambil kontributor ANTV tersebut segera dihapus.

Putu Jana tidak mengindahkan permintaan itu, sehingga membuat sejumlah pengunjuk rasa menjadi berang dengan menarik kamera wartawan dari genggamannya.

Mendapat perlakuan itu, Putu Jana protes. "Diam, saya lagi ambil gambar," katanya. Namun, permintaan Putu Jana tersebut malah ditimpali dengan pukulan dan tendangan oleh sejumlah demonstran.

Petugas Kepolisian Kota Besar (Poltabes) Denpasar yang berada di tempat kejadian di depan kantor PT Indonesia Power itu berhasil mengamankan Putu Jana dari amuk massa yang lebih parah.

Senasib dengan Putu Jana, Riadis yang siang itu mengikuti gerakan demonstran hingga ke Jalan By Pass Ngurah Rai, tiba-tiba menjadi sasaran para pengunjuk rasa.

Salah seorang demonstran tiba-tiba merampas kemudian membanting kamera Riadis ke atas jalan. Kemudian, sejumlah demonstran lain tampak langsung menginjak-injak kamera milik kontributor Indosiar tersebut hingga berantakan.

Polisi pun cepat mengamankan Riadis dari kemungkinan dilakukannya aksi kekerasan fisik oleh para demonstran yang tampak semakin kalap.

Unjuk rasa yang disertai sweeping terhadap taksi berlambang burung biru yang kantor pusatnya di Jakarta juga juga dilakukan sekelompok massa di kawasan Jalan Sunset Road, Kuta, Kabupaten Badung.

Demonstran memaksa para pengemudi taksi tersebut menurunkan penumpang di tengah jalan. Tidak saja penumpang lokal, namun beberapa penumpang warga asing juga diturunkan secara paksa.

Dalam unjuk rasa tersebut, massa meminta janji pemprov dan DPRD Bali untuk menertibkan taksi berlambang burung biru itu di Pulau Dewata sesuai tuntutan demo pada Mei 2010.

Waktu itu, dewan dan eksekutif berjanji akan menertibkan armada taksi tersebut.

"Kami datang ke sini bukan untuk berbuat anarkis, tetapi kami ingin menagih janji. Kami ingin jawaban pasti dan bukan janji-janji saja," teriak seorang orator dari PJWB di depan kantor Gubernur Bali.

Untuk mengusutan atas kasus kekerasan terhadap wartawan, kejadian tersebut kini ditangani pihak Poltabes Denpasar.
(T.P004/M026/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010