Kuala Lumpur (ANTARA News) - Deputi Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin mengatakan pemerintah Malaysia akan mendaftarkan sejumlah universitas untuk menghentikan Islam militan menggunakan kampus sebagai pusat perekrutan untuk perlawanan berdarah mereka.

Muhyiddin Yassin mengatakan kepolisian akan mengadakan pertemuan khusus dengan sejumlah administrasi universitas setelah 10 orang asing dideportasi karena mencoba merekrut mahasiswa Malaysia untuk berperang suci di negara asing.

Kelompok militan tersebut tertahan pada awal tahun ini karena mencoba untuk menghidupkan kembali grup teror Asia Tenggara, Jemaah Islamiyah (JI), dengan menarik anggota-anggota baru dari sejumlah universitas Malaysia.

Organisasi tersebut telah dikaitkan dengan Al-Qaeda dan disalahkan karena serangan besar di kawasan tersebut, termasuk bom di Bali pada 2002.

"Rapat khusus dilaksanakan... akan mendiskusikan bentuk kerjasama yang bisa diterima oleh seluruh pihak untuk meredam tren tidak sehat ini yang bisa mempengaruhi keamanan nasional," kata Muhyiddin kepada wartawan kantor berita Bernama, Selasa malam.

"Kepolisian memiliki banyak informasi dan mengetahui pergerakan mereka, jadi kerjasama dengan seluruh pihak sangat penting untuk menjaga keamanan nasional," tambah Muhyiddin yang juga menjabat menteri pendidikan.

Kepala Kepolisian Malaysia Musa Hassan mengatakan dua universitas telah dimonitor dan beberapa mahasiswa lokal maupun asing asal Timur Tengah dan Afrika menyebarkan ideologi jihadis, menurut laporan New Straits Times, Rabu.

"Tindakan akan diambil bila mereka (orang asing) melewati batas," ucap Musa kepada wartawan koran tersebut, tanpa membeberkan nama universitasnya. Kepala kepolisian tidak bisa dihubungi untuk diminta komentarnya.

Menteri Dalam Negeri Malaysia Hishammuddin Hussein mengatakan Selasa kelompok militan asing umumnya menggunakan Muslim Malaysia sebagai landasan, mengkonfirmasi adanya sejumlah kelompok militan beragama dan non-Islam beroperasi di dalam negerinya.

Ia mengatakan kelompok militan tersebut menggunakan Malaysia untuk sebagai tempat untuk transaksi finansial, berbagi informasi dan merekrut anggota baru.

AFP/KR-IFB/H-AK

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010