Jakarta (ANTARA News) - Goenawan Mohammad mengembalikan Bakrie Award yang diterimanya pada 2004 sebagai akumulasi kekecewaan terhadap perilaku pengusaha dan politisi Aburizal Bakrie yang menjadi penanggung dana Bakrie Award.

"Ini merupakan akumulasi kekecewaan yang besar atas perilaku Aburizal Bakrie," katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan, akumulasi kekecewaan tersebut dimulai dengan kasus lumpur Lapindo, yang memuncak hingga masalah hengkangnya Sri Mulyani karena dianiaya secara publisitas menjadi orang yang bersalah. Akumulasi kekecewaan semakin dalam saat Aburizal menyatakan dirinya merasa tak bersalah dalam sebuah pertemuan.

"Saya sudah tidak bisa terima," katanya.

Ia mengatakan, penghargaan dan hadiah uang senilai Rp100 juta Ia terima pada 2004 dan kini telah dikembalikan lagi melalui freedom institute.`

"Kemarin dikembalikannya, berikut uang Rp100 juta dan bunganya selama empat tahun menjadi Rp154 juta," katanya.

Menurut dia, pada waktu menerima penghargaan tersebut dirinya merasa bangga dan bersemangat, meski dia tahu waktu itu terdapat kasus lapindo.

"Saya bukan orang yang langsung menilai, jadi saya berikan waktu, tetapi tidak berubah, malah memburuk," katanya.

Untuk itu, dalam empat bulan terakhir ini, dirinya terus berpikir untuk mengembalikan penghargaan tersebut hingga akhirnya mengambil keputusan untuk mengembalikan. Ia mengatakan keputusan tersebut untuk menjadi pengingat tentang perilaku yang tidak terpuji.

"Ini merupakan keputusan untuk mengingatkan. Saya takut, laku yang sangat mengecewakan karena tertutup oleh usaha dan niat baik teman-teman yang telah bekerja untuk bakrie award. Jangan coba-coba menutupi yang borok dengan kebaikan," katanya.
(M041/A024)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010