Solo (ANTARA News) - Seratusan warga yang tergabung dalam Dewan Perwakilan Daerah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Surakarta, melakukan aksi di Bundaran Gladag, Solo, Jumat, menuntut agar Indonesia dibersihkan dari pornografi dan seks bebas.

Pengunjuk rasa tersebut sebelum melakukan orasinya di Bundaran Gladag Solo, Jateng, melakukan "long march" sejauh sekitar dua kilometer sambil membawa sejumlah poster, spanduk, dan bendera yang menyerukan dibersihkannya Indonesia dari pornografi dan seks bebas.

Poster dan spanduk itu di antaranya bertuliskan "Stop Seks Bebas", "Tangkap Pelaku Seks Bebas", "Liberalisme Kapitalisme Suburkan Pornografi dan Seks Bebas", dan "Tangkap dan Penjarakan Pelaku Seks Bebas".

Koordinator aksi Erland Alfath Fathonie dalam orasinya menyatakan, hebohnya beredarnya video porno para selebritis Tanah Air menunjukkan betapa praktik seks bebas di kalangan tersebut sudah demikian parah, karena bukan kali ini saja film tersebut terungkap.

Selain itu, kata dia, teknologi infomarasi benar-benar bagaikan pisau bermata dua. Di satu sisi bayak memberikan manfaat, tetapi di sisi lain bisa mengundang mudharat yang besar.

Menurut dia, perangkat hukum sangat rapuh, terbukti meski mereka sudah jelas mengetahui siapa pelakunya dan rekaman selebritis itu asli, tetapi tidak satupun Undang-Undang yang bisa menjeratnya sebagai pelaku kejahatan.

Oleh karena itu, HTI menyerukan semua pihak khususnya anggota parlemen untuk melakukan perombakan total sistem perundang-undangan agar para pelaku seks bebas itu dapat dijerat hukum.

HTI juga menyerukan kepada penegak hukum untuk menangkap dan menghukum para pelakunya karena keterangan ahli informasi teknologi (IT) menyatakan bahwa rekaman film porno yang dilakukan selebritis tersebut asli dan benar.

HTI juga meminta kepada Pemerintah sekuat tenaga mencegah beredarnya video porno tersebut dan segala materi pornografi lainnya dalam semua media.

HTI menyerukan kepada orang tua, kalangan pendidik, pendakwah, pejabat pemerintah, dan seluruh lapisan masyarakat untuk membentengi generasi muda dari pandangan mengenai seks yang tidak lagi mengindahkan aturan agama.

"Kami juga menyerukan kepada lapisan masyarakat untuk bersama-sama berjuang bagi tegaknya masyarakat Islam. Yakni, Masyarakat di mana di dalamnya diterapkan syariah di seluruh aspek kehidupan," kata Erland.

Pengunjuk rasa setelah puas melakukan orasinya dengan menggelar spanduk dan poster di Bundaran Gladag solo, kemudian membubarkan diri dengan tertib. (*)

(U.B018/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010