Yapen, Papua (ANTARA News) - Ratusan rumah di wilayah pesisir Kepulauan Yapen ,Papua rusak , bahkan sebagian diantaranya hanyut ke laut akibat guncangan gempa yang terjadi Rabu (26/6).

Pantauan ANTARA di Kampung Sarawandori, Distrik Kosiwo, Sabtu, menunjukkan ratusan rumah panggung yang didirikan di pinggiran Teluk Miyoka yang menghadap langsung Laut Saireri pada Sabtu rusak berat dan sebagian besar hanyut akibat guncangan gempa.

Kondisi diperparah dengan putusnya aliran listrik ke daerah tersebut.

Akibatnya, warga mendirikan tenda-tenda darurat ke lahan-lahan kosong yang berada di pinggiran bukit tidak jauh dari tempat tinggal mereka.

Pasalnya, rumah-rumah mereka yang sebagian besar berbahan dasar kayu itu tidak bisa lagi ditinggali.

Ditambah lagi, gempa susulan yang terus- menerus terjadi mengakibatkan warga pesisir takut terjadi tsunami sehingga memilih tinggal di pinggiran bukit.

Sementara itu, Asisten III Sekretariat Daerah Kabupaten Kepulauan Yapen Alex Kiriweno yang berada di lokasi bencana mengatakan pihaknya akan segera melakukan tahap rehabilitasi dan rekonstruksi atau pembangunan kembali di wilayah itu.

"Kita akan segera melakukan pendataan dan melakukan pembangunan kembali, sementara ini kita lakukan tanggap darurat bagi warga di wilayah pesisir ini," katanya.

Sementara itu, salah seorang warga yakni Minase Yapanane (51) mengatakan meskipun bantuan yang datang cukup terlambat , ia mengaku telah menerima bantuan beras dari pemerintah daerah.

Hanya saja saat ini warga membutuhkan obat-obatan, air bersih dan lebih banyak bahan makanan serta tenda-tenda darurat yang lebih layak.

Sementara itu, Pemerintah Pusat memberikan dana sebesar Rp1 miliar untuk membantu meringankan penderitaan masyarakat di Kabupaten Kepulauan Yapen dan Waropen.

Bantuan Pemerintah Pusat itu diserahkan langsung oleh Menteri Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat, Agung Laksono di Distrik Angkaisera, Kabupaten Kepulauan Yapen.

Kedatangan Agung Laksono selain untuk memberikan bantuan, juga untuk meninjau langsung lokasi gempa di Distrik Angkaisera, Kabupaten Kepulauan Yapen yang menjadi salah satu wilayah yang terkena dampak paling parah akibat gempa.

Menko Kesra mengharapkan bantuan dari pemerintah dibagi dua yakni Rp500 juta untuk Kabupaten Kepulauan Yapen dan Rp500 juta untuk Kabupaten Waropen.

Menteri juga menambahkan, dana tersebut bisa dipergunakan untuk keperluan masyarakat selama masa tanggap darurat yang akan berakhir pada tanggal 14 Juli 2010.

Pada Rabu, 16 Juni 2010 telah terjadi gempa tektonik berkekuatan 6,2 hingga 7,1 SR yang dampaknya sangat terasa di Serui, Kabupaten Kepulauan Yapen, Kabupaten Waropen dan Kabupaten Biak Numfor.

Gempa berkekuatan 6,2 SR berpusat di 114 kilometer Tenggara Biak, Papua di kedalaman laut 10 kilometer.

Sementara 7,1 SR berpusat di 123 kilometer Tenggara Biak, Papua di kelaman laut 10 kilometer.(*)
(T.W004/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010