Khartoum (ANTARA News) - Dua suku Arab yang bersaing menandatangani kesepakatan perdamaian di kawasan Darfur, Sudan, kata penjaga perdamaian, Selasa.

Penandatanganan kesepakatan perdamaian itu meningkatkan harapan akan berakhirnya bentrokan di kawasan itu, yang telah menewaskan lebih dari 200 orang sejak Maret, sebagaimana dikutip dari Reuters.

Para pemimpin dari kelompok Misseriya dan Rizeigat telah menandatangani kesepakatan rekonsiliasi di kota Darfur Barat, Zalingei, Senin, kata misi PBB-Uni Afrika untuk Darfur (UNAMID) dalam pernyataannya.

Kedua kelompok itu terjebak dalam lingkaran balas dendam sejak pembunuhan dua anggota kelompok Misseriya awal Maret lalu.

UNAMID mengatakan bahwa ratusan orang terpaksa mengungsi dari lokasi konflik yang oleh sumber dari PBB dikatakan juga didasari oleh perebutan kendali atas lahan subur.

Kesepakatan itu dicapai setelah berpekan-pekan pertemuan antara kedua kelompok dan pejabat dari penjaga perdamaian dan pemerintah lokal.

Perselisihan panjang antara kedua suku itu telah menambah rumit konflik di kawasan itu, yang telah terjadi selama tujuh tahun. Konflik berawal ketika pada 2003 kelompok non-Arab mengangkat senjata terhadap pemerintah Sudan, dengan tuduhan pemerintah Sudan mengabaikan kawasan itu.

Pemerintah Sudan menggerakkan gerilyawan bersenjata untuk mengatasi gerakan perlawanan itu, merekrut anggota suku-suku Arab di kawasan itu sekalipun kelompok separatis juga memiliki dukungan kelopmpok Arab di tingkat tertentu.
(G003/A024)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010