Jakarta (ANTARA News) - PT Bank Syariah Bukopin (BSB) akan terus berperan aktif dalam mengelola potensi dalam lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah.

"Kami akan lebih berperan aktif dalam mengelola potensi yang ada dilingkungan Persyarikatan Muhammadiyah dengan menawarkan produk - produk yang beragam," Direktur Bisnis BSB Harry Harmono Busiri, dalam siaran persnya dalam rangka keikutsertaan perhelatan Muktamar Satu Abad Muhammadiyah, Minggu

Untuk itu, kata Harry, perseroan turut menyemarakkan perhelatan Muktamar Satu Abad Muhammadiyah dengan membuka stand "open table" di kampus terpadu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

"Dalam rangkaian Muktamar Satu Abad Muhammadiyah sebelumnya , kami juga ikutserta meramaikan acara Seminar Muhammadiyah di STEI Achmad Dahlan di Jakarta dan Muktamar PP Muhammadiyah di Bekasi," katanya.

Selanjutnya Harry menjelaskan, BSB akan diberi kesempatan oleh Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam Dialaog Bisnis dan Business Gathering dengan tema "Meretas Kembali Kejayaaan Saudagar di Abad Kedua Muhammadiyah" yang akan diselenggarakan pada Selasa, 6 Juli 2010.

Suksesnya Muhammadiyah di abad pertama menjadi tantangan tersendiri untuk abad berikutnya, sehingga perlu disinergikan potensi sumber daya Muhammadiyah dalam bentuk korporasi.

"Salah satu unsur pokok dari manajemen korporasi/organisasi adalah adanya sebuah manajemen keuangan yang efisien Mmnajemen keuangan yang efisien perlu ditunjang oleh sistem informasi keuangan yang memadai, yang salah satunya bisa dilakukan dengan pemanfaatan jasa bank," katanya.

Ia menuturkan, bank syariah dengan jasa layanan dan infrastrukturnya bisa dimanfaatkan sepenuhnya sebagai bank operasional organisasi.

Harry menjelaskan BSB saat ini juga terus menggali potensi pembiayaan dan penghimpunan dana pihak ketiga sehingga BSB membuat program khusus untuk eksistensi dan potensi amal usaha Muhammadiyah sebagai asset Persyarikatan Muhammadiyah yang banyak tersebar di beberapa wilayah Indonesia.

Program yang dikemas untuk amal usaha Muhammadiyah melalui, pembiayaan kepada Amal Usaha Muhammadiyah (rumah sakit, pendidikan, dan sejenisnya) serta program "funding" untuk penghimpunan dana Amal Usaha Muhammadiyah serta penggembangan ke depan dengan program antara lain pengelolaan keuangan , liquidity management, payment point, jaringan outlet, BSB sebagai bank operasional Muhammadiyah, pengembangan lembaga keuangan mikro, dan pengembangan dana-dana sosial (CSR dan LAZIS).

Produk BSB telah diperkenalkan ke masyarakat berupa Tabungan iB SiAga , Tabungan iB SiAga Bisnis, Tabungan iB Rencana, TabunganKu iB, Tabungan iB Haji, Deposito iB, dan Giro iB. Sementara layanan pembiayaan bisa melalui iB Jual-Beli (murabahah)/

Kemudian, iB bagi Hasil (musyarakah), iB bagi hasil (mudharabah), iB investasi terikat (mudharabah muqayyadah), iB K3A Pola Syariah, iB Pemilikan Rumah, iB Pemilikan Mobil, iB KPPA-Relending, iB Perjalanan Haji, iB Jaminan Tunai, dan iB Istishna parallel.

Sementara produk jasa yang ditawarkan Bank Syariah Bukopin yaitu Kartu ATM SiAga, Kartu SiAga , Visa Elektron, SMS Banking, internet banking, phone banking, save deposit box, transfer, kliring, inkaso, RTGS, payment point, dan SKBDN iB.

"Khusus layanan cash management kami akan memberikan layanan perbankan elektronis yang memudahkan nasabah dalam melakukan akses inquiry saldo dan transaksi secara real time on-line. Layanan ini dilakukan melalui terminal komputer dari lokasi usaha masing-masing sehingga pengelolaan keuangan menjadi lebih efektif, efisien dan tersentralisasi," urai Harry.

Hingga bulan Mei tahun 2010, Bank Syariah Bukopin berhasil memperoleh laba bersih Rp4,6 miliar Jumlah tersebut meningkat sebesar 181 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya rugi Rp5,7 miliar.

Sementara itu, dari sisi neraca, total aset bulan Mei 2010 meningkat sangat signifikan sebesar 170 persen atau sebesar Rp1,2 triliun dari bulan Mei tahun 2009 sebesar Rp692 miliar menjadi Rp1,9 triliun pada bulan Mei 2010.

Dana pihak ketiga pada Mei 2010 meningkat sangat signifikan sebesar 496 persen atau Rp1,1 triliun dari sebelumnya bulan Mei 2009 sebesar Rp228 miliar menjadi Rp1,4 triliun pada bulan Mei 2010.

Pembiayaan hingga bulan Mei 2010 meningkat sangat signifikan sebesar 530 persen, atau sebesar Rp1,1 triliun dari sebelumnya bulan Mei 2009 sebesar Rp216 miliar menjadi Rp1,4 triliun pada bulan Mei 2010.

Sedangkan rasio CAR dapat terjaga pada level 13 persen masih di atas ketentuan Bank Indonesia yang sebesar delapan persen, walaupun lebih rendah dibandingkan dengan periode sebelumnya, sebagai konsekuensi dari naiknya jumlah Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) sebagai dampak peningkatan volume usaha yang lebih besar.

Sementara rasio - rasio keuangan lainnya juga menunjukkan kondisi yang baik, seperti ROA sebesar 0,59 persen, ROE 7,6 persen dan NPF sebesar 3,88 persen.
(T.J008/A011/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010