London (ANTARA News) - Indonesia menyumbangkan Tafsir Al-Misbah karya ulama kontemporer Indonesia Prof. DR. M. Quraish Shihab sebanyak satu set atau 15 iilid untuk "Center of Documentation and Cultural Activities", Perpustakaan Maroko di Kota Meknes.

Sumbangan buku tersebut diserahkan Duta Besar RI H. Tosari Widjaja kepada Direktur Center of Documentation And Cultural Activities-Meknes, Mohamed El Idrissi, demikian Pensosbud KBRI Rabat Rahmat Azhari kepada koresonden ANTARA London, Jumat.

Dikatakannya, turut hadir dalam acara serah terima sumbangan buku itu Ibu Mahsusoh Tosari Widjaja, serta staf KBRI Rabat dan beberapa mahasiswa Indonesia yang sedang melangsungkan studi di kota Meknes.

Sementara dari pihak Center of Documentation and Cultural Activities hadir Kabid Kegiatan Kebudayaan Ahmed Chaouf dan Kabid Perpustakaan Rachid Boutallaka.

Pada kesempatan tersebut, Dubes Tosari Widjaja menyatakan, sumbangan buku ini merupakan simbol dari itikad baik pemerintah Indonesia untuk semakin mempererat kerja sama di bidang pendidikan, sains dan kebudayaan.

Diharapkan kerja sama ini akan berlanjut dengan sumbangan buku-buku hasil karya para cendekiawan dan ulama Indonesia lainnya ke perpustakaan dengan demikian karya dan pemikiran mereka yang menggambarkan dinamika berbagai sisi kehidupan di Indonesia dapat di nikmati dan dipelajari oleh pihak Maroko.

Sementara itu, Mohamed El Idrissi mengungkapkan rasa gembira dan terima kasihnya atas nama pihak Center of Documentation and Cultural Activities dan pemerintah Maroko dengan diterimanya sumbangan buku tersebut.

Dikatakan bahwa kunjungan Dubes Tosari Widjaja untuk kedua kalinya ke tempat tersebut mempunyai makna besar bagi pihak Maroko dan merupakan kunjungan istimewa setingkat dubes yang pertama kalinya sejak perpustakaan tersebut didirikan.

Center of Documentation and Cultural Activities berada di bawah naungan Kementerian Wakaf dan Urusan Islam Kerajan Maroko.

Gedung seluas empat hektare yang dibangun dengan gaya arsitektur khas Maroko ini dimulai peletakan batu pertamanya pada 2001 dan baru dibuka secara resmi Raja Maroko Mohamed VI pada April 2008 lalu.

Perpustakaan mempunyai puluhan ribu koleksi buku dan dengan disumbangkannya tafsir berbahasa Indonesia, kini perpustakaan tersebut telah mengumpulkan koleksi bukunya dalam 16 bahasa dunia.

Selain ruang untuk menyimpan koleksi buku perpustakaan, gedung memiliki fasilitas ruang konferensi berkapasitas 600 orang dilengkapi dengan teknologi canggih dan tersambung dengan satelit yang dapat menyiarkan secara langsung kegiatan yang diadakan di tempat ini ke televisi lokal atau pun internasional.

Dalam ruang khusus disediakan untuk anak-anak usia 6-12 tahun untuk aktivitas kebudayaan dan pendidikan luar sekolah mereka yang diadakan secara rutin setiap Rabu.

Dan juga terdapat ruang khusus bagi para tuna netra agar mereka dapat menikmati koleksi-koleksi perpustakaan sebagaimana layaknya mereka yang normal.

Perpustakaan ini kini menjadi salah satu pilot project untuk pengembangan fasilitas pendidikan, sains dan aktivitas kebudayaan bagi masyarakat Maroko.

Menurut Mohamed El Idrissi, Raja Maroko Mohamed VI berencana membangun lima perpustakaan dan pusat aktivitas kebudayaan serupa di berbagai kota di Maroko di masa yang akan datang.
(ZG/B010)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010