Washington (ANTARA News) - Para peneliti telah menemukan dua spesies ikan yang sebelumnya tak dikenal di dasar pengeboran di Teluk Mexico, dan hewan itu hidup tepat di daerah yang terpengaruh oleh minyak BP yang bocor.

Para peneliti mengidentifikasi spesies baru "batfish pancake", ikan ceper yang jarang sekali terlihat akibat kedalaman dan kegelapan tempat tinggal mereka. Hewan tersebut diberi nama sesuai dengan cara kaku mereka "berjalan" di sepanjang dasar laut, seperti kelelawar yang sedang merayap.

"Salah satu ikan yang kami gambarkan itu benar-benar berada di daerah yang dipenuhi tumpahan minyak," kata John Sparks dari American Museum of Natural History di New York, dalam satu pernyataan yang disiarkan pada Kamis (8/7).

"Jika kami masih dapat menemukan spesies baru ikan di Teluk, bayangkan berapa banyak keragaman hayati, terutama bicrodiversity, di sana yang tidak kita ketahui," katanya.

Sparks dan rekan-rekannya, yang menulis di Journal of Fish Biology, menamakan spesies itu "Halieutichthys intermedius" dan "H.Bispinosus". Yang ketiga adalah spesies yang sudah dikenal dengan nama "H.aculeatus" --yang juga hanya hidup di perairan yang terpengaruh oleh minyak bocor, kata mereka.

"Pancake batfish" memiliki tubuh ceper dan bulat dengan kepala besar dan mulut yang bisa mereka majukan. Mereka menggunakan sirip mirip lengan untuk menarik tubuh mereka di sepanjang dasar laut dan sirip belakang yang diubah yang mengeluarkan cairan untuk menarik korbannya.

Sparks mengatakan ketiga spesies itu telah dipandang sebagai hanya satu spesies, tapi timnya menemukan perbedaan yang mencolok.

"Temuan ini mempertegas potensi kehilangan keragaman hayati yang tak terdokumentasi yang mungkin ditimbulkan oleh bencana tersebut," katanya.

BP bermaksud menyumbat sumurnya yang bocor pada Juli atau Agustus.

Sumur itu telah memompa jutaan galon minyak ke dalam Teluk Mexico, sehingga menyelimuti garis pantai dan hewan serta memiliki dampak yang belum diketahui atas hewan yang hidup di perairan dalam.

Kebocoran tersebut mengancam akan menghancurkan industri pariwisata dan perikanan yang bernilai miliaran dolar AS di wilayah Teluk Mexico.(*)

Reuters/C003/B002

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010