Jakarta, 12/7 (ANTARA) - Kementerian Kehutanan bekerjasama dengan Global Tiger Initiative-World Bank menjadi tuan rumah penyelenggaraan pertemuan penting dunia yaitu Pre Tiger Summit Partners Dialogue Meeting pada 12-14 Juli 2010, di Nusa Dua, Bali. Pertemuan ini dihadiri delegasi dari 13 negara yang memiliki harimau alam yaitu Bangladesh, Bhutan, China, India, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Nepal, Rusia, Thailand dan Vietnam. Selain itu juga akan dihadiri perwakilan negara-negara Uni-Eropa, Amerika Serikat dan Bank Dunia, termasuk beberapa Lembaga Donor. Pertemuan di Bali ini merupakan pertemuan persiapan sebelum dilaksanakannya Konferensi Internasional Konservasi Harimau tingkat kepala negara "World Tiger Summit" di Saint-Peterburg Rusia pada 15-18 September 2010.

Dalam pertemuan ini diharapkan para delegasi akan bersama-sama merumuskan naskah Rencana Pemulihan Harimau Dunia sebagai kesepakatan antar negara untuk pelestarian harimau, termasuk harimau Sumatera, serta meningkatkan populasinya di alam menjadi dua kali lipat pada tahun 2022. Selain itu akan diformulasikan konsep "Deklarasi Para Kepala Negara" yang akan dibahas dalam pertemuan tingkat kepala negara di Rusia. Pemerintah Indonesia yang dipimpin oleh Kementerian Kehutanan dan didukung oleh mitra serta institusi terkait juga telah merumuskan naskah serupa di tingkat nasional.

Saat ini harimau berada pada kondisi kritis. Spesies harimau di seluruh dunia yang tersisa sekitar 3200 ekor yang meliputi 6 sub-spesies yaitu Harimau Sumatera, Bengal, Amur, Indochina, Cina Selatan, dan Malaya. Ancaman utama kepunahannya yaitu hilang dan terfragmentasinya habitat yang tidak terkendali, berkurangnya jumlah mangsa alami, perburuan dan perdagangan illegal, serta konflik dengan masyarakat yang tinggal di sekitar habitat harimau. Sub-spesies yang ada di Indonesia yaitu Harimau Sumatera, saat ini populasinya sekitar 400 individu (12% dari total populasi harimau di dunia). Habitat Harimau Sumatera telah menyusut hampir 50% dalam kurun waktu 25 tahun terakhir. Sekitar 70% dari habitat tersisa tersebut berada di luar kawasan konservasi yang tersebar pada setidaknya 20 petak hutan yang terisolasi satu dengan lainnya. Kondisi inilah yang menempatkan Indonesia sebagai negara kunci dalam pelestarian harimau dunia.

Dengan menyelamatkan harimau, bukan hanya menyelamatkan satwa dilidungi, tetapi juga menyelamatkan habitat harimau tersebut. Populasi harimau yang baik merupakan indikator hutan yang sehat karena harimau butuh habitat yang sangat luas dan mangsa yang banyak. Hutan yang kondisinya baik bukan hanya membawa manfaat dan kesejahteraan bagi jutaan masyarakat yang tinggal di sekitarnya, misalnya sebagai daerah resapan air, penyedia air bersih, sumber makanan dan obat-obatan, tetapi juga berkontribusi besar terhadap penurunan emisi gas rumah kaca.

Untuk keterangan lebih lanjut, silakan menghubungi Bintoro, Kepala Bidang Analisis & Penyajian Informasi, mewakili Kepala Pusat Informasi Kehutanan, Kementerian Kehutanan

Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2010