Islamabad (ANTARA News) - Badan sensor Pakistan melarang satu film komedi India yang menampilkan tokoh setempat mirip dedengkot Al Qaida, Osama bin Laden, kata distributor film tersebut, Rabu.

Larangan itu telah diperkirakan dengan alasan fanatisme agama dapat digunakan sebagai dalih untuk orang melancarkan serangan.

"Mereka telah melarangnya di Pakistan," kata Nadeem Mandviwal. "Kami telah mengajukan banding terhadap putusan dewan tersebut, tapi kelihatannya kami tak memiliki peluang."

Mandviwal sebelumnya telah mengatakan badan sensor tak menemukan masalah dengan film itu sendiri.

"Itu dilakukan sebab mereka menduga seseorang mungkin melakukan sesuatu. Mereka tak mengatakan ada yang salah dengan film itu atau gambarnya menyerang Osama bin Laden atau menghujat dia," katanya.

Film produksi Walwater Media, "Tere Bin Laden" ("Tanpa Kau, Bin Laden"), bercerita seputar seorang wartawan televisi yang memiliki ambisi untuk memperoleh izin tinggal di Amerika Serikat.

Wartawan tersebut, yang dimainkan oleh penyanyi pop Pakistan Ali Zafar, membuat rekaman video orang yang mirip Osama, yang dengan cepat beredar di "daring" (dalam jaringan), dan berusaha pindah ke Amerika Serikat.

"Seluruh anggota dewan telah menyaksikan film itu dan mayoritas telah memutuskan film itu tak cocok untuk ditayangkan," kata Masood Elahi, Wakil Ketua Badan Sensor Pakistan (CBP), sebelum larangan diberlakukan. Ia tak memberi perincian lebih lanjut.

Dewan 57 anggota tersebut terdiri atas anggota dari wakil media dan masyarakat dan tokoh agama.

Mandviwali mengatakan larangan akan membuat bermacam kelompok kepentingan untuk mengupayakan larangan atas setiap film yang menurut mereka berisi keberatan.

Mulanya ada rencana buat film itu, kalau saja film tersebut lolos dari larangan, untuk ditayangkan dengan judul "Tere Bin" ("Tanpa Kamu"), karena kepekaan seputar nama pemimpin Al Qaida itu.

Gerilyawan garis keras yang memiliki hubungan dengan Al Qaida sedang berusaha menggulingkan pemerintah demokratis sipil di Pakistan --negara Muslim yang konservatif-- dan menerapkan hukum keras ala-Taliban di Afghanistan. Mereka telah menewaskan ribuan orang dalam serangan bom dan bunuh diri terhadap kelompok minoritas, pasar, tempat ibadah, pasukan keamanan dan sasaran Barat.

Gerilyawan Taliban Afghanistan dan Al Qaida telah mengungsi ke wilayah perbatasan Pakistan setelah pasukan pimpinan AS menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan, sesudah serangan 11 September 2001 di New York dan Washington, Amerika Serikat.(C003/A011)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010