Bilangnya ke Bali untuk peluncuran rudal (torpedo)
Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Bupati Tulungagung Maryoto Birowo bersama forkopimda setempat, Senin, menyambangi rumah duka keluarga salah satu korban tenggelamnya KRI Nanggala-402, Muhammad Faqihudin, di Desa Pulotondo, Kecamatan Ngunut, Tulungagung, Jawa Timur.

Kedatangan usur pimpinan daerah itu, termasuk Kapolres AKBP Handono Subiakto dan Dandim 0807/Tulungagung Letkol Inf. Mulyo Junaidi itu tak pelak membuat keluarga almarhum Faqih histeris.

Tangis mereka pecah manakala bupati dan kapolres menyalami satu per satu anggota keluarga staf teknik di bagian kelasi mesin KRI Nanggala-402 tersebut.

"Kami masih berharap (Faqih, red.) ditemukan hidup. Karena hingga saat ini belum ada bukti penemuan jenazah,” kata ayah Ardi, Sujarwo.

Sujarwo mengaku terakhir berkomunikasi dengan anaknya sebelum berlayar. Saat itu, Ardi pamit hendak pergi tugas berlayar.

“Bilangnya ke Bali untuk peluncuran rudal (torpedo),” katanya.

Baca juga: Menhan: Sekolah binaan beri beasiswa anak-anak awak KRI Nanggala-402

Kabar tenggelamnya KRI Nanggala-402 diterima olehnya pada Rabu (21/4) petang.

Muhammad Faqihudin Munir merupakan kelasi mesin di KRI Nanggala-402. Anggota TNI AL ini warga Desa Pulotondo, Kecamatan Ngunut. Muhammad Faqihudin Munir putra pertama dari pasangan Matroji Sidoarjo dan Sriyanah.

Selain Faqihudin, korban tenggelamnya KRI Nanggala-402 adalah Sertu Ardi Ardyansah, warga Desa Kromasan, Kecamatan Ngunut.

Ardi Ardiansyah merupakan putra pertama pasangan Sujarwo dan Sriyanah. Keluarga Ardi nampak lebih tabah menerima kenyataan anaknya menjadi korban tenggelamnya KRI Nanggala-402.

Meski sudah dinyatakan gugur oleh Panglima TNI, keluarga masih berharap ada keajaiban.

“Saya berharap masih ditemukan hidup, karena hingga saat ini belum ada bukti penemuan jenazah,” kata ayah Ardi, Sujarwo.

Setelah dinyatakan hilang, KRI Nanggala-402 akhirnya dinyatakan tenggelam. Status ini setelah ditemukan beberapa serpihan kapal selam itu berupa alas shalat, busa pelapis pressroom, pelurus torpedo dan botol pelumas torpedo pada Sabtu (24/4) sore.

Bangkai kapal ditemukan di kedalaman 838 meter dengan posisi terbelah menjadi tiga bagian. Kapal ini membawa 53 awak, dan semuanya dinyatakan gugur dalam tugas. 

Baca juga: Bupati Lamongan sampaikan belasungkawa ke keluarga kru KRI Nanggala
Baca juga: Pimpinan DPRD Kota Surabaya kunjungi keluarga awak KRI Nanggala-402
Baca juga: Bupati Bangkalan takziah ke keluarga awak KRI Nanggala-402

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021