Semarang (ANTARA News) - Biasanya seorang profesor lekat dengan keseriusan, namun tidak demikian dengan cendekiawan Prof. Eko Budihardjo yang di usia kepala enam malah kian jenaka.

Ketika menjadi pembicara pada Forum Komunikasi BUMN di Semarang, Kamis, mantan Rektor Universitas Diponegoro Semarang ini sukses mencairkan suasana dan membuat gelak tawa para petinggi BUMN di Jateng dan D.I. Yogyakarta.

Sebelum Eko berbicara dari sisi budaya, peserta mendengarkan paparan pakar manajemen Tanri Abeng. Tentu saja banyak angka triliunan rupiah yang disajikan. Kemudian Natal Iman Ginting dari PT Telkom juga banyak memaparkan detail sistem teknologi informasi yang dibangun Telkom.

Eko pernah menyampaikan protes kepada Presiden mengenai rendahnya gaji seorang profesor yang kala itu hanya Rp2,5 juta, sementara presiden direktur salah satu BUMN bergaji Rp100 juta per bulan.

Pemerintah akhirnya memang menaikkan gaji profesor menjadi Rp4,5 juta, namun belakangan gaji Presdir BUMN naik menjadi Rp150 juta.

Ketidakjelasan bisnis unggulan Indonesia juga dikritik Eko. China, kata ayah dua anak dan satu cucu itu, unggul di bidang "hardware", dan Singapura "sofware", sedangkan Indonesia "no ware".

Banyak "joke" Eko yang membuat tamu undangan tertawa. Pemandu acara Prie G.S. sempat melontarkan ucapan, "Ketika masih jadi rektor, Pak Eko tidak lucu. Namun setelah itu begitu jenaka.(A030/E001)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010