Jakarta (ANTARA News) - Memasuki usia 75 tahun, Taufik Ismail terlihat semakin bersemangat manakala diajak berbicara masalah kebudayaan, apalagi bila diminta membacakan puisinya.

"Ini bentuk diplomasi kebudayaan yang lebih saya pahami, yakni berpuisi. Saya sampai sekarang tidak akan lupa betapa hebatnya WS Rendra berpuisi di luar negeri, dan memukau siapa pun yang menyaksikan," ujarnya di Kafe d'consulate, Jakarta, Jumat.

Dalam diskusi serial bulanan (diserbu) "Semangat Indonesia, Diplomasi Kebudayaan" yang diadakan Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS), Metro TV dan Djarum Bakti Budaya itu, Taufik Ismail bertutur mengenai salah satu pengalamannya bersama WS Rendra.

"Di satu acara pentas puisi yang diikuti banyak seniman dunia, WS Rendra mampu memukau semua penonton. Bahkan, ia mendapatkan tepuk tangan sangat meriah dan paling lama dibandingkan pembacaan puisi seniman lainnya. Ini sangat membanggakan saya hingga kini, padahal Rendra membaca puisi berbahasa Indonesia," katanya.

Saat itu, menurut Taufik Ismail, Rendra --yang meninggal pada 6 Agustus 2009 di usia 74 tahun-- mendapat peluk cium dari salah seorang seniman berkumis dan berewok kelas dunia.

"Saya yakin Rendra saat itu pasti geli mendapat peluk cium dari orang berkumis dan berewok. Tapi, saya sesaat kemudian sangat yakin Rendra langsung bahagia karena mendapat peluk cium dari banyak banyak orang berwajah mulus," ujar Taufik sambil tertawa. Hal ini lantaran Rendra mendapat peluk cium para wanita kulit putih.

Berdasarkan pengalamannya itu, Taufik Ismail yang juga pendiri majalah kebudayaan Horizon mengemukakan, semakin memahami pentingnya diplomasi kebudayaan khas Indonesia.

"Bangsa Indonesia banyak yang memiliki talenta seperti Rendra. Mereka tentu saja memerlukan kesempatan mengembangkan ekspresinya, agar dapat mencapai kemampuan tingat dunia," katanya.

Selain itu, Taufik Ismail menyatakan, diplomasi kebudayaan Indonesia setidak-tidaknya dapat dilakukan melalui sejumlah bentuk berkesenian, seperti sastra, drama atau teater, musik, film, lukis dan tari. "Sebetulnya, kita jagoan dalam hal ini," katanya menambahkan.

Pewarta: Priyambodo RH
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010