Pekanbaru (ANTARA News) - Menteri Pertaninan (Mentan), Suswono, menyatakan bahwa anomali cuaca, yang mengakibatkan mundurnya masa tanam petani, tidak akan mempengaruhi pencapaian target swasembada beras pada tahun 2010.

"Target tidak terpengaruh anomali cuaca. Bahkan, dengan hujan makin panjang ini daerah-daerah yang memiliki sawah tadah hujan bisa tanam padi dua sampai tiga kali setahun," ujar Suswono kepada ANTARA News.

Seusai pembukaan seminar nasional "Integrasi Pertanian dan Peternakan Menuju Swasembada Pangan" di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim, di Pekanbaru, Senin, ia menyatakan bahwa Provinsi Riau yang banyak memiliki sawah tadah hujan diprediksi mencapai kenaikan produksi beras hingga 7,5 persen meski terjadi anomali cuaca.

Kementerian Pertanian menargetkan produksi padi pada tahun ini naik 3,32 persen dari 64 juta ton gabah kering giling (GKG) menjadi 68 juta ton GKG. Sementara itu, peningkatan produksi pada angka ramalan (aram) I hanya 0,08 persen dan naik pada aram II menjadi 1,12 persen. Meski begitu, jumlah tersebut masih lebih rendah dari pertumbuhan penduduk yang mencapai 1,7 persen.

Dengan adanya kenaikan pada aram II, Suswono cukup yakin target swasembada beras tahun ini bisa tercapai meski hasil panen pada Juli ini di bawah target 3,2 persen.

"Itu sudah cukup untuk mempertahankan target swasembada beras karena angka aram ini biasanya angka tetap pada realisasinya lebih tinggi," ujarnya.

Selain itu, ia mengatakan luasan sawah yang rusak akibat serangan hama dan bencana pada tahun ini masih di bawah rata-rata lima tahun terakhir sehingga tak tipis kemungkinan mempengaruhi target produksi.

Mengenai adanya kenaikan harga beras yang terjadi di sejumlah daerah, Suswono mengatakan hal itu adalah akibat ulah spekulan yang mencari untung. Untuk mengantisipasi terjadi lonjakan harga beras di bulan Ramadhan pada Agustus ini, ia mengatakan ada dua skenario yang bisa dipilih yakni mempercepat penyaluran Raskin dan menggelar Operasi Pasar (OP).

"Dengan cadangan stok beras nasional yang kini sekitar 2,2 juta ton, termasuk di dalamnya ada stok beras di Bulog, untuk melakukan OP maupun penyaluran Raskin bisa dipercepat," ujarnya.
(T.F012/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010