Pamekasan (ANTARA News) - Pemadaman listrik di wilayah Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, masih sering terjadi, baik di wilayah perkotaan maupun di perdesaan.

Wartawan ANTARA di Pamekasan melaporkan, sepanjang Minggu (1/8) hingga Senin (2/8) malam, lima kali terjadi pemadaman listrik di sejumlah kecamatan di Pamekasan, yakni Kecamatan Pademawu, Pamekasan, Tlanakan, Kadur dan Kecamatan Larangan.

"Sejak sebulan lalu lancar-lancar saja, namun sejak Minggu kemarin malah sering padam tanpa alasan yang jelas," kata Dartiningsih, warga Desa Murtajih, Kecamatan Pademawu, Pamekasan, Senin malam.

Padahal kata dia, saat listrik padam bukan pada cuaca buruk atau sering turun hujan yang berpotensi kabel putus akibat ada pohon tumbang.

"Kalau hujan atau ada angin kencang wajar, mungkin ada kabel yang putus, ini tidak ada apa-apa tiba-tiba padam," katanya.

Hal yang sama juga diakui Dedy Priyanto, warga Kelurahan Kangenan, Kecamatan Kota Pamekasan.

Ia menjelaskan, dalam dua hari terakhir ini aliran listrik di rumahnya memang sering padam, tanpa pemberitahuan sebelumnya dari pihak PLN. Pada Senin (2/8) aliran listrik di rumahnya mengalami pemadaman mulai pagi hingga siang hari.

Dedy menyatakan, seharusnya pemadaman listrik seperti itu tidak terjadi lagi, karena pemerintah sendiri telah menjanjikan bebas pemadaman listrik bergiliran.

"Ketika ada kampanye anti pemadaman, aliran listrik kok malah sering padam," kata Dedy mempertanyakan.

Pemadaman listrik yang terjadi di Pamekasan ini bukan hanya dikeluhkan pelanggan di wilayah perkotaan, namun juga para pelanggan listrik di perdesaan, serta para pengusaha warung internel (warnet) di Pamekasan.

Sementara hingga Senin (2/8) malam, pihak PLN di Pamekasan belum memberikan konfirmasi terkait seringnya terjadi pemadaman listrik di wilayah tersebut dalam dua hari terakhir ini, meski telah dihubungi melalui saluran teleponnya.

Saat ditelepon terdengar nada sambung namun tidak diangkat dan pesan singkat (sms) yang disampaikan kepada sejumlah karyawan dan pimpinan PLN Pamekasan, Bintoro tidak dibalas. (ZIZ/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010