Jambi (ANTARA News) - Gara-gara rumahnya kebanjiran, puluhan warga RT 22, 26 dan 30 Kelurahan Sipin, Kecamatan Kotabaru, Kota Jambi, Minggu, merusak pagar dan beberapa lampu mal Jambi Town Square yang dianggap sebagai penyebab banjir.

Pengrusakan ini dilakukan lantaran warga kesal sejak mal ini berdiri rumah warga tiga RT itu sering kebanjiran, dan tidak ada upaya dari pihak mal untuk mengatasinya.

Anas, salah seorang warga yang rumahnya kebanjiran mengaku sejak mal dibangun dan jika turun hujan, rumah warga sekitar sering kebanjiran.

Padahal sebelumnya sudah ada kesepakatan antara warga RT 22, 26 dan 30 dengan pihak pengelola mal yang belum diresmikan ini untuk melakukan pembuatan parit baru guna mengalihkan arah air agar tidak mengalir ke perumahan warga.

Namun pihak Jamtos belum kunjung melakukan penggalian parit baru tersebut, sehingga ketika turun hujan membuat pemukiman warga di lokasi tersebut kembali digenangi air seperti yang terjadi pada Minggu (8/8) pagi.

Warga ramai-ramai mendatangi mal Jambi Town Square dan membongkar paksa pagar seng yang berdiri di depan bangunan megah tersebut.

Selain itu warga juga merusak sejumlah lampu yang terpasang disamping bangunan sebagai bentuk protes kepada pihak pengelola mal. Mereka menuding pengelola mal tidak memenuhi janji yang telah disepakati bersama.

"Kami minta pihak mal segera menggali parit, kalau tidak kami akan berbuat anarkis," kata Anas mengancam.

Namun aksi warga tersebut bisa segera ditenangkan oleh petugas satuan pengamanan mal, namun warga tetap bertahan di lokasi menunggu pihak pengelola mal.

Mendapat laporan aksi warga itu, Wali Kota Jambi Bambang Priyanto bersama Kapoltabes Jambi Bobby R. Adoe langsung turun ke lokasi untuk melihat kondisi bangunan mal.

Wali Kota minta pengelola Jambi Town Square harus segera mencari solusi agar perumahan warga di sekitar mal tidak lagi kebanjiran jika turun hujan.

"Jangan sampai masyarakat resah apalagi rugi akibat banjir sebagai dampak berdirinya mal," katanya.

Ia juga minta pengelola mal secepatnya melakukan penggalian parit, bahkan Wali Kota mengultimatum sebelum ada penanganan atas banjir tersebut, mal Jambi Town Square tidak boleh beroperasi.

Setelah hampir dua jam Wali Kota Jambi dan Kapoltabes menunggu di lokasi, akhirnya pihak mal melakukan penggalian parit di belakang mal.

Palaksana Tugas Sekda kota Jambi Mardjani yang terlihat emosi, menyatakan, semua kegiatan pembangunan penyelesaian mal harus dihentikan sebelum ada `action` dari pengelola mal terhadap keluhan masyarakat.

Sementara itu, Dion yang mewakili pihak mal mengaku sebelumnya telah ada kesepakatan dengan warga dan berjanji akan memberikan ganti akibat banjir tersebut.(*)

(T.KR-YJ/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010