New York (ANTARA News) - Harga minyak dunia jatuh pada Selasa, di tengah kekhawatiran tentang perlambatan pemulihan ekonomi Amerika Serikat dan penurunan dalam impor China.

Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman September, turun 1,23 dolar menjadi 80,25 dolar per barel.

Minyak mentah Brent North Sea, London, untuk pengiriman September kehilangan 1,39 dolar menjadi 79,60 dolar.

Pasar mempertimbangkan pernyataan badan pembuatan kebijakan

Federal Reserve AS pada Selasa, yang menjanjikan pengeluaran stimulus lebih untuk membantu menopang pemulihan ekonomi yang dikatakan telah melambat dalam beberapa bulan terakhir.

Mempertahankan suku bunga terendah sepanjang sejarah dalam menghadapi pertumbuhan yang lambat dan pengangguran tinggi, anggota dari Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) mengatakan hasil

dari portofolio obligasi hipotek bank sentral yang jatuh tempo akan digunakan untuk membeli sekuritas Treasury jangka panjang, pada dasarnya melanjutkan belanja era krisis.

"Langkah pemulihan dalam output dan kesempatan kerja baru-baru ini telah melambat dalam bulan-bulan terakhir," kata FOMC dalam sebuah pernyataan, menurunkan peringkat penilaian mengenai kesehatan

ekonomi terbesar di dunia.

"Langkah pemulihan ekonomi mungkin akan lebih moderat dalam waktu dekat daripada yang telah diantisipasi," kata 10 anggota komite.

Analis mengatakan, selain dari pengurangan pertumbuhan ekonomi AS, data baru menunjukkan berkurangnya impor China.

"Dengan ekonomi AS stagnan, `bull` komoditas mencari pasar berkembang untuk tumbuh," analis di BMO Capital Markets mengatakan dalam laporan.

"Mimyak jatuh pada Selasa ketika China melaporkan penurunan

impor selama bulan Juli di tengah melemahnya permintaan."

Kontrak New York jatuh di bawah psikologis 80 dolar tingkat sebelum pembeli melangkah jelang pernyataan FOMC, yang juga mengatakan suku bunga ultra rendah akan tetap.

"The Fed pada dasarnya meletakkan beberapa jumlah uang beredar kembali ke dalam pasar, mengurangi nilai dolar, yang menaikkan harga komoditas," kata analis Phil Flynn dari PFG Best.

Skala dari perlambatan AS pekan lalu ditunjukkan ketika Departemen Tenaga Kerja melaporkan 131.000 pekerjaan hilang pada Juli, jauh lebih besar dari yang diperkirakan, menambah tekanan untuk pengangguran sebesar 9,5 persen. (*)
AFP/A026

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010