Banjarmasin (ANTARA News) - Gubernur Kalimatan Selatan Rudy Ariffin meminta tim gabungan pemantau bahan bakar minyak segera berkoordinasi untuk mengetahui akar masalah kelangkaan premium.

"Kita harap tim pemantau BBM segera melakukan koordinasi sehingga kelangkaan BBM bisa diatasi," kata Gubernur Kalsel Rudy Ariffin di Banjarmasin, Kamis.

Tim gabungan itu terdiri dari kepolisian, kejaksaan, pengadilan, pemprov, dan Pertamina.

Gubernur juga mengatakan, pihaknya akan memanggil pimpinan Pertamina untuk mengetahui mengapa antrean panjang di sebagian besar SPBU di Kalsel kembali terjadi dan membuat sebagian masyarakat panik.

Tentang jadwal pemanggilan, kata Rudy, belum bisa dipastikan, karena akan melihat perkembangan yang terjadi apakah kelangkaan premium sudah bisa diatasi apa belum.

Ketua Yayaan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Kalsel, Fauzan Ramon, mengatakan, antrean panjang terjadi salah satunya disebabkan petugas SPBU melayani pembeli dengan jirigen.

Hal itu, kata dia, yang menyebabkan pasokan BBM di SPBU cepat habis sehingga membuat beberapa SPBU tutup lebih awal.

Menurut Fauzan, dengan menjual kepada pedagang pengecer maka petugas SPBU akan mendapatkan uang tambahan dari pedagang tersebut agar mereka mendapatkan jatah.

"Hari ini, Kamis (12/8) saya mengisi di salah satu SPBU di Banjarmasin dan melihat sendiri kejadian itu, petugas SPBU memilih melayani pembeli dengan jirigen daripada pembeli umum," katanya.

Bukan hanya itu, kata dia, tidak sedikit mobil yang mengisi tangkinya dengan penuh, untuk dijual kembali kepada pedagang pengecer dengan harga lebih mahal dibanding di SPBU.

Mengatasi hal itu, kata dia, sebaiknya Kapolda Kalsel segera memerintahkan kepada anggota kepolisian untuk berjaga di SPBU-SPBU yang masih memberikan pelayanan, sehingga hal tersebut diatas tidak terulang.

"Faktanya sekarang di SPBU kosong, tetapi di luaran banyak dengan harga yang jauh lebih tinggi. Dikhawatirkan hal tersebut ada permainan," katanya.

Sejak beberapa hari terakhir Kalsel kembali dilanda kelangkaan BBM, antrean panjang terjadi hampir di seluruh SPBU di Kalsel, bahkan beberapa diantaranya tutup.

Kondisi tersebut menyebabkan harga premium di eceran naik mulai dari Rp6.000 hingga Rp7.000 per liter.
(U004/B010)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010