Jayapura (ANTARA News) - Badan Pengurus Pusat Besi Merah Putih (BMP) meminta pihak kepolisian mengusut tuntas pernyataan Ketua Umum Badan Pelayan Pusat Persekutuan Gereja-Gereja Baptis Papua Pendeta Duma Socratez Sofyan Yoman yang dianggap mendiskreditkan TNI/Polri.

Ketua Umum BMP Ramses Ohee di Jayapura Minggu mengatakan, sebagai seorang pemuka agama, apa yang disampaikan oleh Duma Socratez Sofyan Yoman, adalah sangat keliru dan dapat memicu keresahan masyarakat, apalagi menjelang perayaan HUT proklamasi RI ke-65.

"Kepada pihak berwajib, dalam hal ini polisi, agar segera bertindak tegas memanggil dan memeriksa yang bersangkutan, untuk mempertanggungjawabkan pernyataannya yang kontroversial itu," katanya.

Ramses Ohee menambahkan, sebagai organisasi pengawal kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), BMP akan terus menjaga dan memerangi oknum dan apa pun yang hendak mengacaukan suasana di Indonesia, apalagi merongrong kedaulatan Negara.

"BMP akan selalu tampil untuk memberikan dukungan bagi bangsa ini untuk tetap maju dan jadi bangsa yang besar, dengan tetap satu dalam NKRI," tegasnya.

Senada dikatakan Sekretaris BMP Yonas Nussy bahwa BMP merasa prihatin dengan pernyataan itu, serta ingin sampaikan terbuka pada rakyat agar tidak terprovokasi dengan hasutan itu.

"Jangan sampai membuat suasana menjadi gaduh," kata Yonas Nussy.

Dia tambahkan, BMP dengan kerendahan hati, mohon Kapolda Papua untuk usut tuntas, dan yang bersangkutan harus klarifikasi.

"Kami akan surati resmi pihak Polri untuk usut tuntas, karena terkait kesatuan bangsa. Dan kepada Socratez Yoman agar bersikap kooperatif penuhi pemeriksaan polisi," tegasnya.

Seperti diberitakan, Pendeta Duma Socratez Sofyan Yoman mendapat panggilan kepolisian akibat mengatakan kalau penembakan yang sering terjadi di daerah Puncak Jaya adalah proyek TNI/Polri.

Pdt Socratez Sofyan Yoman sendiri yang terkenal banyak menulis buku tentang kehidupan masyarakat Papua itu, saat dikonfirmasi mengatakan dirinya merasa tidak bersalah, dan berkelit kalau pernyataan seperti itu sudah sering dilontarkan oleh berbagai pihak.

"Kenapa cuma saya saja yang dipanggil polisi," kata Socrates yang mengaku siap jika dijemput paksa aparat kepolisian.

Sementara Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes Pol Wachyono mengatakan, pihaknya akan tetap melakukan pemanggilan paksa kepada Socratez Sofyan Yoman jika yang bersangkutan tetap tidak datang memenuhi surat panggilan.

(KR-MBK/B013/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010