Kulon Progo (ANTARA News) - Mega proyek tambang pasir besi dan pelabuhan Tanjung Adikarta, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta banyak diminati investor dalam maupun luar negeri.

Sekretaris Daerah Kabupaten Kulon Progo, Budi Wibowo, Jumat mengatakan investor dari Korea yakni Korean Surimi dan Don Deuk sudah menandatangi perjanjian Latter of Intent yang menyatakan kesiapan berinvestasi di Kulon Progo. Sedangkan investor dalam negeri yaitu PT Indo Baja gabungan investor Indonesia, Thailand dan Malaysia

"Investor Korean Surimi rencananya akan membangun perusahaan pengalengan ikan yang orientasinya untuk pasar Eropa dan perusahaan Coldstoried, sedangkan Don Deuk akan membangun perusahaan Coldstoried," kata Budi.

Ia mengatakan, Korean Surimi telah memesan lahan seluas 3000 hektare di sekitar dermaga untuk mendirikan perusahaan pengalengan ikan dan cold storage. "Korean Surimi sudah melakukan survei langsung ke tempat pelelangan ikan di Bantul dan Sadeng di Wonosari," katanya.

Menurut dia, untuk menyediakan sumber daya manusia (SDM) pemkab berencana memberikan pelatihan kepada nelayan pesisir untuk mengoperasikan kapal dengan ukuran yang besar seperti kapal ukuran 30 grosston.

"Kami akan mempersiapkan nelayan pesisir untuk mengoperasikan kapal-kapal ukuran besar, supaya saat pelabuah dioperasikan nelayan Kulon Progo mampu bersaing dengan nelayan luar daerah yang telah mahir dan menghadapi persaingan dengan kapal asing," katanya.

Ia mengatakan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta juga memberikan bantuan kapal ukuran 30 grosston melalaui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

"Kulon Progo memiliki sekitar 400 nelayan, dan idealnya mempunyai 80 kapal, untuk memenuhi kebutuhan kapal pemerintah provinsi memberi bantuan berupa tiga unit kapal ukuran 30 grosston," katanya.

Ia mengatakan, setalah pelabuhan Adi Karta dibuka pada tahun 2011 kapal ukuran 150 grosston dan 300 grosston akan berlabuh. "Persaingan kapal antar nelayan semakin ketat dan perlu segera mempersiapkan nelayan Kulon Progo supaya dapat bersaing dengan nelayan luar daerah dan asing," katanya. (ANT-159/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010