Teheran (ANTARA News) - Menteri Intelejen Iran , Heydar Moslehi, Sabtu (28/8), menuduh perusahaan kosmetika kecantikan asal Swedia "Oriflame" berusaha menghancurkan keamanan Republik Islam Iran menyusul penahanan terhadap lima karyawan Oriflame atas dugaan mata-mata.

"Oriflame berniat memerangi sistem (Iran). Tidak ada alasan ekonomi di belakang perusahaan ini," kata Moslehi seperti dikutip sebuah situs. Moslehi mengeluarkan pernyataan itu di hadapan para wartawan di makam Imam Khomeini di Teheran, layaknya dikutip AFP.

"Dari berbagai bukti keangkuhan (kekuatan negeri Barat) dan badan-badan intelejen, kami yakin mereka berusaha untuk menciptakan masalah keamanan bagi negara Iran melalui perusahaan ini," ujarnya.

Pada Minggu (22/8) ,pemerintah Iran menutup kantor Oriflame di Teheran dan menangkap lima karyawan perusahaan kosmetik yang menjual produknya secara langsung itu.

Mereka yang ditanggap dituduh terlibat dalam jaringan mata-mata.

Salah satu karyawan Oriflame yang ditahan memegang kewarganegaraan ganda, Iran dan Swedia.

Sementara itu di Swedia, direktur senior perusahaan Oriflame , Patrick Linzenbold menegaskan bahwa pihaknya belum mau berkomentar.

Tuduhan Moslehi ini muncul setelah beberapa hari lalu Moslehi menuduh berbagai perusahan, seperti Oriflame, didukung oleh organisasi mata-mata.

"Perusahaan-perusahaan ini beroperasi dengan dukungan pihak luar dan tidak bergerak di aktifitas ekonomi sama sekali. Mereka bekerja di bawah arahan organisasi mata-mata," kata dia, Rabu (25/8).

Pihak Oriflame, Senin (23/8), mengaku tidak menerima penjelasan apa pun dari pemerintah Iran terkait dengan penutupan kantor dan penangkapan karyawan.

Namun Oriflame yakin alasan penutupan dan pengangkapan itu terkait erat dengan model bisnis yang dijalankan oleh Oriflame.
(Uu.E012/A011/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010