"Jalan kabupaten di Pringsewu hanya 216 kilometer. Jika dibagi lima tahun maka per tahun bisa memperbaiki sepanjang 40,4 kilometer," kata Wakil Ketua DPRD Kabupaten Pringsewu, FX Siman, di Desa Tulungagung, Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung, Minggu malam.
Menurut dia, yang paling utama yakni memperbaiki jalan sehingga roda perekonomian masyarakat bisa bergerak.
"Kami mengusulkan jalan di-hotmix, sehingga dalam kurun waktu lima tahun masih bagus. Namun asalkan pengerjaannya sesuai aturan," kata dia di sela-sela buka puasa bersama keluarga besarnya.
Ia pun menjelaskan, saat ini sebagian besar jalan yang ada di Pringsewu baik negara, provinsi maupun kabupaten sebagian besar rusak.
Karena itu, lanjut dia, untuk wilayah Pringsewu perbaikan harus berkualitas dan pihaknya akan memantau proses pengerjaannya.
"Kita anggarakan dalam kurun waktu lima tahun karena kondisi keuangan tidak memungkinan jika harus dikerjakan dalam satu tahun," jelasnya.
Sementara itu, pantauan di Kabupaten Pringsewu sebagian besar jalan rusak seperti dari simpang "ABC" menuju Desa Tulungagung, Desa Mataram, Desa Kediri, dan Desa Yogyakarta,
Warga setempat pun berharap pemerintah segera memperbaiki jalan karena selain menghambat arus transportasi juga mempercepat kerusakan kendaraan.
"Setelah menjadi daerah otonomi baru, semestinya langsung bergerak untuk mengejar ketertinggalan dari daerah lainnya," kata Handoko, warga Tulungagung, Pringsewu.
Karena itu, lanjutnya, yang paling utama segera diperbaiki adalah infrastruktur yakni jalan sehingga bisa dimanfaatkan oleh warga untuk menggerakkan perekonomiannya.
Warga lainnya Eko mengatakan jalan antara pusat Kabupaten Pringsewu ke Sukoharjo kondisi kerusakan cukup parah.
"Beberapa titik kerusakannya mengkhawatirkan terutama bagi pengendara kendaraan jenis apa pun," kata dia.
Begitu pula dari arah Kecamatan Pringsewu ke arah kiri melewati rumah sakit umum daerah setempat, kondisi kerusakan jalan lebih parah.
Sebab, sebagian warga di daerah tersebut menjadi perajin genting sehingga banyak kendaraan masuk dengan kekuatan cukup besar.(T013/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010