Kuala Lumpur  (ANTARA News) - Kalau Bob Dylan melambungkan aneka tembang sarat sensasi cinta dengan mengombinasikan cengkok musik folk dan rock, maka sosok brewok Charles Darwin meluncurkan ajaran evolusi dengan menerbitkan dua kata kunci. Apa itu?

Pertama, memilih berkompetisi terus menerus (struggle for life) dan menyingkirkan segala yang kurang sesuai (survival of fittest). Uuupss....

Dylan memilih jalur musik country agar publik dapat memahami sebuah amalan bahwa tidak ada yang baru di kolong langit. Sedangkan Darwin membaptis enam kata mujarab bahwa hidup hanya dapat berasal dari hidup.

Baik Dylan maupun Darwin sama-sama menyepakati aksioma bahwa sebagian besar dari apa yang disebut teroboson evolusioner, ujung-ujungnya hanya kumpulan ide kecil yang dikombinasikan, diselarasakan dan disesuaikan menjadi "yang serba anyar" dan "yang yang serba nyaman".

Ringkasnya, nyaris mustahil ada inovasi yang tidak didasarkan atas hal yang sudah ada. Contohnya, perusahaan otomotif digdaya Toyota yang menyuarakan olah vokal bahwa kesempurnaan selalu dan selalu menjadi target. Manifestasinya, ada dalam performa Grand New Corolla Altis.

Mengusung panji peningkatan kemampuan mesin dan kenyamanan bagi pengemudi, Grand New Corolla Altis membesut teknologi mesin andal Dual VVT-i (Variable Valve Timing Intelligence untuk 1.8 (mesin 2ZR-FE).

Seakan menyentuh kata "paripurna" karena ada tawaran kelengkapan dan kenyamanan bagi pengemudi, kini tipe 2.0 V sudah mempersenjatai diri dengan mengisi "amunisi" Dual VVT-i (mesin 3ZR-FE). Ini bukan sebatas ngecap atau ngumbar janji tiada bukti.

Kalau dalam sepak bola, Grand New Corolla Altis mampu membangun kombinasi serangan dari segala lini mengarah ke gawang lawan. Hasilnya, bukan sekedar "futebol arte" ala sepak bola Samba, melainkan sepak bola efisien dan efektif gaya sepak bola Matador dengan membuahkan gol demi gol.

Makna Gol, dari kacamata jenis kendaraann produk-produk Toyota itu, mewujudkan kombinasi dari peningkatan torsi saat putaran rendah dan menengah dengan peningkatan output saat melaju dalam kecepatan tinggi dan mendongkrak efisiensi dan efektivitas penggunaan bahan bakar. Buktinya?

Publik dapat menimba dari oase dari tiga kata sensasional "halus, halus, halus" dengan mengonsumsi teknologi dari transmisi Super CVT-i dalam 7 percepatan Sport Sequential Shift.

Dengan menggunakan kombinasi teknologi ini, Corolla Altis baru ini digadang-gadang makin nyaman dan makin senyap. Toyota juga menawarkan Altis baru dengan transmisi manual 6 percepatan.

Bukti lainnya, ada tambahan luar yang mencakup bemper depan, lampu depan, lampu kombinasi belakang, velg alloy, bemper belakang, serta lampu kombinasi belakang. Interior mengedepankan optitron meter, mengandalkan setir palang tiga. Itu belum cukup, ada perbedaan antara Altis 2,0 liter dan 1,8 liter.

Untuk versi 2,0 liter, CVT-i, 7-percepatan, ada pula paddle shift dan cruise control. Untuk versi 1`8, sang produsen menawarkan transmisi manual 6-percepatan. Sensasi membuncah lantaran bumper depan Altis bermetamorfosa menyerupai sedang Camry. Desain rumah foglamp-nya menyeret imaji konsumen kepada Toyota Prius.

Sisi buritan mendapat sentuhan sensasional dengan mengubah profil lampu. Lampu rem merah berganti dengan LED bening. Pancarannya tampak cemerlang dan tidak menyilaukan. Di bawahnya, bertengger bertengger lampu mundur tipis.

Ketika menyambangi kabin, publik menjumpai sensasi simsalabim yang meletak pada desain kemudi tampak sporty. Memori publik melayang kepada Vios meski ada sentuhan evolusioner, salah satunya aksentuasi jahitan serba ciamik dengan imbuhan steering switch di bilahnya. Di balik kemudi bersemayam tuas paddleshift.

Kalau Dylan tampil dengan olah vokal, Darwin dengan olah hidup (biogenesis), maka Altis tampil dengan olah setir dengan memproklamasikan Electronic Power Steering (EPS) yang relatif ringan dan memudahkan olah kemudi. Efek positifnya, bantingan Altis terlembut dan terhalus di kelasnya.

Semua sensasi ini diamini oleh sosok yang empunya gawe dari negeri Sakura, Michihiko Sato sebagai Corolla Altis Chief Engineer dalam jumpa pers di Sirkuit Sepang, Kuala Lumpur, Rabu.

"Corolla Altis tidak hanya cantik dipandang, namun tangguh diandalkan karena dilandasi kombinasi serasi antara kekuatan, kehematan penggunaan bahan bakar sampai performs kelembutan. Pengemudi akan menangguk kenyamanan dan kehalusan mesin," katanya.

Kalau Darwin mengintroduksi sensasi klasik dari asal muasal manusia, maka Corolla Altis punya tiga sensasi yang mengakar di serabut konsumen otomotif sejagat, yakni kenyamanan dan kestabilan ketika melaju di jalan raya bebas hambatan.

Ujaran demi ujaran sensasi ini dirasakan oleh satu demi satu wartawan asal Indonesia, Filipina, Thailand, Singapura dan Malaysia.

Puluhan wartawan itu melakoni sensasi dari program seharian "The corolla Altis Test Drive" yang digelar di Sirkuit Sepang, Kuala Lumpur, Malaysia. Test Drive mencakup akselerasi, kestabilan, slalom dan kenyamanan kendaraan saat mengambil tikungan, memacu andrenalin dengan kecepatan penuh.

Para wartawan menenggak sensasi demi sensasi dari Grand New Corolla Altis, lebih lagi dengan mencoba daya pacu maksimal. Untuk sensasi 1.8, hasilnya 120 km perjam, 2.0 (yang lama), hasilnya 135 km per jam, sedangkan untuk 2.0 (yang baru), 140 km per jam.

Pengalaman test drive dalam cahaya sensasi yang direstui oleh Charles Darwin dan pengalaman sensasi setiap orang yang diberkati atas hidup kesehariannya akhirnya diabdikan kepada aksioma bahwa inovasi adalah cara mencapai lompatan besar dengan mengambil langkah-langkah kecil.

Ini sensasi lelakon manusia sesungguhnya: inovasi, inovasi dan inovasi.
(A024/ART)

Oleh A.A. Ariwibowo
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010