Gunung Kidul (ANTARA News) - Tim SAR Pantai Baron, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, memetakan lima titik rawan kecelakaan laut untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi kecelakaan yang menimpa pengunjung.

"Menghadapi puncak kunjungan wisatawan Lebaran 2010 di Pantai Baron, tim SAR memetakan lima titik rawan kecelakaan di perairan pantai ini," kata Koordinator Tim SAR Pantai Baron Sunardi, di Baron, Gunung Kidul, Minggu.

Ia menyebutkan titik rawan pertama yang bisa membahayakan wisatawan adalah di bagian utara Pantai Baron, karena di tempat tersebut terdapat pusaran arus dari pertemuan aliran muara sungai dengan gelombang laut.

Menurut dia, adanya pusaran arus air yang tidak menentu dan berpindah-pindah itu, bagi pengunjung pantai yang belum terbiasa dengan gelombang laut sulit untuk mengetahuinya, sehingga umumnya mereka kurang memperhatikan keberadaan titik rawan kecelakaan tersebut.

"Pusaran arus air itu berpindah-pindah sesuai dengan kekuatan pertemuan arus air muara sungai dan gelombang laut. Daya pusarannya sangat tergantung dengan aliran sungai, dimana ketika sedang banjir otomatis daya sedotnya kuat," katanya.

Kemudian titik rawan kedua sampai kelima berada membujur ke selatan berdasarkan kedalaman laut, dan keberadaan karang yang terkadang tertutup gelombang.

Kelima titik rawan kecelakaan laut itu disosialisasikan kepada pengunjung melalui spanduk ukuran 3x3 meter yang dibentangkan di depan Pos Tim SAR Pantai Baron.

Ia mengatakan imbauan melalui pengeras suara agar pengunjung selalu berhati-hati disampaikan paling lama 15 menit sekali agar selalu waspada. "Peringatan secara tertulis mengenai larangan berenang di laut terpampang di papan di beberapa titik," katanya.

Sunardi mengatakan untuk melakukan pertolongan pertama terhadap korban kecelakaan laut, misalnya wisatawan yang tenggelam, tim SAR didukung dengan dua unit perahu motor penyelamat. "Dua unit perahu motor cepat kami siapkan di dekat pos tim SAR yang setiap saat bisa dioperasikan untuk memberi pertolongan jika ada wisatawan yang hanyut di laut," katanya.(*)
(ANT-160/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010