Palembang (ANTARA News) - Kepolisian Sektor Sukarame, Kota Palembang, Sumatera Selatan Sabtu, memeriksa enam orang saksi berkaitan dengan meninggalnya wartawan Sriwijaya Pos, Arsep Pajario (41) Jumat lalu.

Keenam saksi tersebut adalah kerabat, teman dekat dan keponakan Arsep yang hingga kini belum diketahui penyebab kematiannya. Mereka yang diperiksa antara lain ST, YD, OJ, M dan P.

AKBP Viktor Manopo, Wakil Kapolres Kota Palembang, yang sempat hadir pada pemeriksaan tersangka mengatakan, polisi masih dalam tahap mendapatkan keterangan awal dari para saksi.

"Kami belum bisa memastikan penyebab kematian korban, sebab hasil autopsi belum kami terima, baru hasil sementara saja yang kami terima dan itu belum resmi," ujarnya.

Polisi baru sebatas mengumpulkan keterangan para saksi, meski dalam pemeriksaan tempat kejadian perkara, polisi menemukan rumah korban berantakan dan sejumlah barang hilang yaitu laptop, ponsel, kamera, uang, dan kunci rumah.

"Namun kami juga belum bisa memastikan apakah perisitiwa ini merupakan kejahatan murni atau ada penyebab lainya yang mengakibatkan meninggalnya korban," kata Viktor.

Sementara itu Kompol Anisullah Kasat Reskrim Polres Kota Palembang, mengungkapkan bahwa berdasarkan keterangan saksi ST, korban mengidap disorientasi seksual.

"Ini pengakuan dari ST, namun masih akan kami perdalam lagi dengan keterangan pendukung lainnya, yang pasti sampai saat ini kami belum tentukan motif meninggalnya korban," ucapnya.

Menurutnya, keterangan dari saksi belum dapat menjadi pijakan penyebab kematian korban, sebab dari hasil autopsi RSUP Mochamad Hoesin Sumatera Selatan limpa korban ditemukan pecah.

Berdasarkan ilmu kedokteran, kutip Anisullah, ada tiga hal yang menyebabkan limpa pecah, yaitu penyakit yang diderita korban langsung berdampak pada limpa, virus HIV/AIDS dan pukulan keras.

"Akan tetapi, apabila meninggalnya akibat pukulan keras, hasil autopsi tidak menunjukkan adanya luka trauma dan luka memar di tubuhnya," kata Anisullah.

Mengenai sms terhadap rekan peliputan Arsep di Pemerintah Kota Palembang, sehari sebelum dia meninggal, diketahui bahwa sms balasan berasal dari daerah Sekayu.

"Untuk memastikan itu, kami akan memerika orangtua ST berkaitan keberadaan saksi dalam tiga hari yang lalu," kata Anis. (*)

ANT/B013/AR09

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010