Berdasarkan pantauan, kendaraan bermotor roda dua terlihat masih mendominasi antrean kendaraan di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi pada H+1 Lebaran.
Mereka pada umumnya pemudik dari berbagai kota di Jawa yang ingin balik lebih awal karena untuk menghindari kemacetan di tengah jalan maupun antrean panjang di pelabuhan penyeberangan feri.
Seperti diungkapkan salah seorang pemudik, Anshor, warga Banyuwangi, yang mengaku ingin balik awal karena ingin lebih santai di perjalanan apalagi ia saat mudik beberapa waktu lalu juga sudah mengawali dibanding pemudik lainnya.
"Kami berada di Banyuwangi sudah hampir satu minggu, makanya kami ingin balik ke Bali lebih awal," ungkapnya.
Hal serupa juga diungkapkan Heri, warga Jember, yang memilih balik lebih awal ke Denpasar, Bali, selain karena ingin lebih santai, juga untuk menyediakan waktu bersilaturahmi dengan rekan-rekan kerjanya yang hampir sepekan ini juga pulang mudik ke kampung halaman mereka.
Sementara itu Posko Data PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry (Persero) Ketapang, Banyuwangi, Minggu dari pukul 00.00 WIB - 20.00 WIB mencatat penumpang yang menyeberangan dari Pelabuhan Ketapang ke Pelabuhan Gilimanuk sebanyak 21.245 orang, kendaraan roda dua 2.857 unti dan kendaraan roda empat campuran sebanyak 2.277 unit.
Sedang selama hari pertana, Jumat (10/9) dan hari kedua, Sabtu (11/9) Hari Raya Idul Fitri 1431 Hijriah, jumlah total penumpang yang menyeberang melalui Selat Bali mencapai 87.536 orang naik kurang lebih 20 persen dibanding tahun 2009 sebanyak 72.917 orang, kendaran roda dua naik sebesar 5,71 persen dari 9.488 unit menjadi 10.030 unit pada tahun ini, dan kendaraan roda empat campur justru mengalami penurunan sekitar 4,38 persen dari sebelumnya 11.151 unit menjadi 10.662 unit.
Hingga memasuki H+1 Hari Raya Idul Fitri 1431 Hijriah, PT ASDP Ketapang Banyuwangi kembali menambah empat unit kapal feri sehingga menjadi 19 kapal untuk melayani angkutan arus balik Lebaran. Sebelumnya selama dua Hari Raya Idul Fitri kapal yang beroperasi di Selat Bali hanya 15 unit. (ANT-164/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010