Surabaya (ANTARA News) - Sebanyak 95 calon haji (calhaj) Sampang, Madura, Jawa Timur, pindah dari kelompok terbang (Kloter) 83 ke kloter terakhir atau Kloter 88.

"Perpindahan mereka sebenarnya sudah lama diajukan, karena itu kami sudah melampirkan perpindahan mereka dalam jadwal perubahan kloter," kata Sekretaris Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya H. Najiyullah MSi kepada ANTARA News di Surabaya, Rabu.

Didampingi Kepala Bidang Dokumen PPIH Embarkasi Surabaya Hj. Hikmah Rahman, ia mengatakan pihaknya mengizinkan perpindahan itu karena perpindahan itu masih memungkinkan karena permohonan sudah lama diajukan.

"Karena itu, Kloter 83 akhirnya diisi dengan calhaj dari Sumenep dengan jumlah 350 orang, kemudian Kloter 84 yang semula menjadi milik calhaj Sampang seluruhnya akhirnya diisi calhaj Surabaya seluruhnya," katanya.

Selain itu, Kloter 87 yang semula untuk calhaj dari Sampang, Pamekasan, dan Surabaya akhirnya diberikan kepada calhaj Sampang seluruhnya, kemudian Kloter 88 menjadi milik calhaj dari Sampang dan Pamekasan.

"Kami tidak tahu alasannya, namun Kloter 83 akhirnya hanya diisi 350 calhaj Sumenep, karena 95 calhaj Sampang pindah ke Kloter 88, sehingga Kloter 88 menjadi penuh hingga 440 calhaj, tapi tidak melebihi jumlah maksimal penumpang pesawat," kata Kabid Haji, Zakat, dan Wakaf (Hazawa) Kanwil Depag Jatim itu.

Secara terpisah, ketua kloter 83 dari Sumenep H. Imron Rosyidi MSi ketika dikonfirmasi ANTARA mengatakan pihaknya juga tidak tahu persis alasan calhaj Sampang pindah dari Kloter 83 ke Kloter 88.

"Perkiraan saya, mereka pindah karena calhaj Sampang yang terpecah pada Kloter 83, 84, dan 87 itu ingin menjadi satu dalam kloter 87 dan 88," kata Kepala Kantor Depag Sumenep itu.

Sementara itu, anggota Humas PPIH Embarkasi Surabaya H. Sugianto mengatakan kloter terakhir (88) akan masuk asrama haji pada Jumat (20/11) pukul 21:00 WIB, kemudian berangkat ke Tanah Suci pada Sabtu (21/11) pukul 22:10 WIB.

"Hingga kini (18/11), calhaj dari Jatim yang meninggal dunia di Tanah Suci sebelum prosesi haji mencapai 14 orang yakni tiga calhaj dari NTB dan 11 calhaj dari Jatim. Semuanya meninggal dunia akibat gangguan sistem sirkulasi," katanya.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009