Mina (ANTARA News) - Prasarana dan sarana ibadah di kawasan Padang Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armina) terus dibenahi menjelang acara puncak ritual ibadah haji yang diawali dengan Wukuf pada 9 Zulhijah atau Kamis pekan depan (26/11).

ANTARA News melaporkan dari Padang Arafah, Kamis, ribuan pekerja masih  sibuk menyiapkan berbagai fasilitas yang diperlukan 2,5 juta orang jemaah calon haji (calhaj) dari seluruh dunia.

Fasilitas tersebut seperti tenda, toilet dan kamar mandi umum beserta jaringan airnya, kran-kran air minum, akses jalan dan gang-gang menuju atau keluar tenda.

Arafah, hamparan padang pasir dikelilingi bukit-bukit batu seluas 3,5 x 3,5 Km yang tanpa penghuni itu akan didatangi sekitar 2,5 juta tamu-tamu Allah dari seluruh penjuru dunia untuk menunaikan ibadah haji yang merupakan rukun kelima Islam.

Jemaah calon haji akan mulai bergeser dari Kota Suci Mekah ke Padang Arafah yang berjarak sekitar 25 Km pada Selasa (24/11), sedangkan perhitungan ritual Wukuf akan dimulai sejak tergelincirnya matahari di tengah hari pada Kamis 9 Zulhijah (26/11).

Pada saat wukuf, jemaah melakukan shalat, zikir dan memanjaatkan do`a serta menimbang-nimbang sendiri berat pahala dan dosa yang telah dilakukannya selama ini.

Tampak para pekerja mulai memasang tenda-tenda, mencoba aliran listrik dan alat pendingin serta merenovasi bangunan toilet-kamar mandi yang sudah digunakan pada musim haji tahun-tahun sebelumnya.

Di kawasan Armina, disiapkan tidak kurang dari 68.500 toilet yang akan digunakan sekitar 2,5 juta ummat Islam sedunia yang bermalam saat Wukuf, sehingga menurut pengalaman petugas yang sudah pernah mengikuti ritual tersebut, para jemaah tetap harus antre, terutama pada jam-jam "sibuk" pagi hari.

Kebersihan toilet dan kamar mandi umum tersebut juga tidak bisa dijamin karena digunakan oleh massa yang datang dari berbagai adat, tingkat pendidikan dan budaya masing-masing, belum lagi usia calhaj yang mayoritas sudah lanjut.

Terlihat pula para teknisi mencoba alat penyemprot uap air yang akan digunakan untuk melembabkan udara agar para jemaah terhindar dari sengatan matahari saat wukuf nanti.

Sengatan panas matahari pada siang hari di kawasan Padang Arafah saat ini dengan suhu udara antara 31 sampai 33 derajat Celcius, tidak terlalu terasa karena diiringi dengan hembusan angin sepoi-sepoi.

Sekitar 12.000 anggota satuan pengaman yang berseragam coklat-coklat tampak melakukan gladi resik.

Mereka nantinya akan menjadi pagar pengaman, ditempatkan di akses jalan di seputar kawasan tenda jemaah berjarak sekitar 100 meter antara petugas satu dan lainnya.

Dari sisi prasarana, penambahan jembatan jamarat (tempat melontar jumrah) menjadi lima tingkat serta penambahan terowongan serta akses jalan di seputar Armina juga diharapkan dapat menjamin keamanan dan kelancaran ibadah haji.

Jembatan Jamarat di kawasan Mina juga sudah dibangun hingga lima tingkat, sehingga jemaah yang melakukan ritus ini tidak perlu khawatir akan terhimpit kerumunan masa.

Dinding jamarat (tempat melontar jumrah) yang tingginya sekitar 1,5 meter juga dilapisi dengan bantalan spons, sehingga kalau ada jemaah yang terhimpit saat berdesak-desakan tidak mengalami luka atau lecet.

Dari sisi pengaturan, petugas akan mengatur agar setiap pelontaran jumrah dilakukan bergelombang, tiap gelombang tidak lebih dari 300.000 jemaah sesuai kapasitas jamarat.

Petugas akan menghentikan sementara rombongan berikutnya, sampai rombongan sebelumnya yang sedang melontar jumrah rampung.

Untuk mencegah kebakaran di tenda-tenda yang pernah terjadi pada beberapa tahun lalu, disiapkan pula pemadam kebakaran bergerak, yakni sepeda motor gede (moge) buatan China yang dilengkapi dengan alat (tabung) pemadam kebakaran.

Sejumlah pekerja dari China juga terlihat sedang "ngebut" merampungkan pembangunan menara-menara setinggi 10 meter di atas permukaan tanah yang akan digunakan untuk lintasan kereta monorel.

Pelayanan kereta monorel yang akan menghubungkan antara Mekah dan Armina memang belum bisa dinikmati jemaah pada 1430H ini namun ditargetkan pembangunan tahap pertama sudah akan rampung pada musim haji 2010 (1431H).

Pada tahap pertama, angkutan monorel yang proyeknya bernilai SR6,75 miliar atau Rp167,5 triliun itu akan mampu mengangkut setengah juta jemaah dalam enam atau delapan jam pengoperasiannya dalam sehari.

Sekitar 30.000 kendaraan nyang dioperasilkan saat ini juga sudah tidak diperlukan lagi nanti, sehingga masalah transportasi dan kepadatan arus lalu-lintas yang memusingkan jemaah dan menjadi beban pemerintah Arab sdaudi dari tahun-ketahun diharapkan sudah teratasi.

Gerai minuman dan makanan juga sudah siap menampung kebutuhan jemaah, dan sudah mulai dibuka, paling tidak untuk memenuhi kebutuhan pekerja, sebelum sasaran utama mereka yakni jemaah calhaj berdatangan untuk Wukuf dan melontar jumrah nanti.

Panganan yang dijual di gerai-gerai umumnya jenis cepat saji seperti kebab (semacam sandwich dengan irisan daging) atau burger yang beraroma lokal.

Jemaah dapat menggunakan tangga darurat atau lift untuk memilih tingkat mana yang tidak terlalu padat saat melontar jumrah di ketiga lokasi, Aqaba, Ula dan Wustha yang satu dan lainnya berjarak antara 150 - 190 meter.

Para pedagang kaki lima pun ikut meyemarakkan pesta akbar tahunan ini dengan pakaian, kebutuhan jemaah sehai-hari, pernik-pernik keperluan ibadah haji dan cinderamata.

Ribuan sapi dan kambing untuk keperluan kurban dan pembayaran dam (denda bagi pelanggaran rukun haji) juga sudah disiapkan di lokasi pemotongan hewan di Mina.

Daging kurban dan hasil dam dari ratusan ribu hewan yang dipotong selama Idhul Adha biasanya dikirimkan ke negara-negara yang memerlukannya seperti Bangladesh, Sudan, Pakistan, Mauritania, dan Yaman. (*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009