Jeddah (ANTARA News) - Jemaah haji Indonesia, setelah merampungkan seluruh rangkaian ritual ibadah haji, baik rukun maupun wajib haji yang berakhir Senin tengah malam, sudah bisa kembali ke tanah air.

ANTARA News melaporkan dari Jeddah, Senin, dengan usainya seluruh rangkaian ritual ibadah haji, jemaah haji reguler Indonesia kloter awal, Selasa pagi sudah akan meninggalkan Mekah menuju Jeddah (berjarak 70Km).

Setelah menginap semalam di hotel transit di Jeddah, Rabu siang (2/12) secara bergelombang sampai 1 Januari akan meninggalkan Tanah Suci menuju Indonesia.

Belum diperoleh jadwal resmi mengenai penerbangan yang akan mengangkut kepulangan jemaah haji yang akan diberangkatkan dari dua bandara embarkasi yakni King Abdul Aziz Jeddah dan Amir Muhammad Abdul Aziz Madinah menuju 11 bandara debarkasi di Indonesia.

Rangkaian ritual haji dimulai dari rukun haji (wajib dilakukan, jika tidak, hajinya tidak sah) berupa ihram (berniat, wukuf di Padang Arafah pada 9 Zulhijah, thawaf Ifadah (mengitari Kabah tujuh kali) dan Sa`i (berjalan dan berlari-lari kecil antara Bukit Safa
dan Marwah tujuh kali) diakhiri dengan cukur rambut (tahlul) yang berarti rampungnya seluruh proses.

Sedangkan ritual wajib haji (jika berhalangan harus membayar dam atau denda hewan kurban) dimulai dari ihram, dilanjutkan dengan Mabit seusai Wukuf (persiapan melontar jamrah) pada 9 Zulhijah di Muzdalifah, kemudian melontar jamrah di Mina (jamrah Aqabah, Wusta dan Ula) dari 10 sampai 13 Zulhijah (27 sampai 30 November).

Ada yang melontar jamrah selama tiga hari (Nafar Awal) dari 10 ampai 12 Zulhijah dengan 49 lontaran batu, dimulai dengan melontar tujuh batu di jamrah Aqabah pada hari pertama, kemudian melontar masing-masing tujuh batu di ketiga jamrah pada hari kedua dan ketiga (7x3x2).

Bagi yang melakukan Nafar Sani, melontar tujuh batu di jamrah Aqabah pada hari petama, kemudian melontar masing-masing tujuh batu di ketiga jamrah selama tiga hari (7x3x3).

Ritual melontar jamrah berakhir, Senin tengah malam waktu setempat (Selasa, pukul 04:00 WIB) yang menandai berakhirnya seluruh prosesi ibadah haji.

Seluruhnya terdapat sekitar 209.000 jemaah haji reguler Indonesia (program Biaya Perjalanan Haji -BPIH- atau dulu ONH), sekitar 17.000 BPIH Plus (dulu ONH Plus) dan sekitar 1.000 jemaah haji nonkuota yang diselenggarakan biro-biro jasa swasta dengan memanfaatkan "calling visa" (undangan dari pemerintah Arab Saudi) tanpa koordinasi dengan

Depatemen Agama
Sampai hari ini tercatat 130 jemaah haji Indonesia yang meninggal, sebagian besar akibat serangan jantung (cardiac arrest), disusul gangguan pernafasan (respiratory failure) dan pendarahan otak (stroke hemorrhage).

Sementara itu Wakil Perdana Menteri merangkap Mendagri Arab Saudi yang menjadi Ketua Komite Agung Haji Pangeran Naif menyampaikan penghargaan pada aparat keamanan dan jemaah haji yang telah menyukseskan penyelenggaraan ibadah haji l430H.

Khusus pada aparat keamanan, Pangeran Naif memuji kerja keras dan dedikasi mereka mengamankan jalannya ibadah haji dan menangkap atau membawa mereka yang berusaha mengacau jalannya ibadah haji ke meja hukum.

Namun tanpa merinci kelompoknya, ia juga mengecam warga yang mengaku-ngaku sebagai umat Islam, tetapi malah merusak citra Islam dengan aksi-aksi menyimpang yang mereka lakukan.

Tanpa melihat kebangsaan, bahasa dan warna kulit, menurut Pangeran Naif, pemerintah Arab Saudi telah memberikan perlakuan sama terhadap seluruh jemaah haji dan mendoakan agar ibadah haji mereka mabrur, serta kembali ke taah air masing-asming dengan selamat.

Sementara Gubernur Mekah pangeran Khalid Al-Faisal sehari sebelumnya juga menyatakan bahwa penyelenggaraan ibadah haji l430H sukses.

Ia mengungkapkan, tercatat sekitar l,6 juta jemaah haji asing dari 2,52 juta haji yang mengikuti ritual melontar jamrah di Mina dan 753.000 jemaah haji gelap, namun ia tidak merinci jumlah haji lokal.

Pada tahun-tahun mendatang, ia berjanji akan memperketat pemberian izin haji dan mengingatkan biro-biro swasta untuk tidak memfasilitasi haji ilegal.

Pangeran juga mengingatkan warga atau pemukim yang berkemah di bawah jembatan, perbukitan atau ruang publik lainnya selama musim haji.

Menurut catatan, selama musim haji, warga termasuk para pemukim atau haji ilegal, berkemah di ruang-ruang publik di Mekah dan Mina seperti trotoar, perbukitan, taman dan sisi jalan sehingga menimbulkan masalah kebersihan dan lingkungan akibat sisa-sisa buangan sampah dan juga permasalahan sanitasi.

"Kami menginginkan jemaah calon haji datang di Arab Saudi dan kembali ke tanah air masing-masing dengan martabat dan harga diri. Kami bangga dapat melayani tamu-tamu Allah," ujarnya.

Pemerintah Arab Saudi, katanya menambahkan, akan terus memperbaiki layanan ibadah haji.

Menurut catatan, tahap pertama sistem transportasi monorel dijadwalkan sudah bisa dioperasikan tahun depan dengan kapasitas angkut setengah juta orang selama beroperasi enam sampai delapan jam sehari, juga perluasan masjidil Haram dan pembangunan apartemen di Mina.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009