Kairo (ANTARA News) - Ratusan warga Indonesia di Mesir berkumpul di Masjid As-Salam, Kairo, tampak tampil beda saat untuk merayakan Idul Adha 1431 Hijriah, Selasa.

Dalam perayaan Idu Adha tersebut, masyarakat Indonesia tampil beda dengan melakukan ramah tamah setelah melaksanakan Shalat Idul Adha di masjid itu.

"Kami sengaja memilih waktu Shalat Ied setelah masyarakat Mesir melaksakanannya agar tidak bentrok dengan acara khusus masyarakat Indonesia," kata Ketua Panitia Idul Adha, Iwan Wijaya Mulyatno, kepada ANTARA setelah Shalat Idul Adha usai.

Masyarakat Mesir melakasanakan Shalat Ied pada pukul 06.00 waktu setempat, sementara warga Indonesia melakukannya pada pukul 08.00 waktu setempat.

Perayaan Idul Adha itu diadakan secara bersama-sama oleh KBRI, Persatuan Pelajar-Mahasiswa Indonesia (PPMI) dan Ikatan Persaudaraan Qari-Qariah Indonesia (IPQI) di Mesir.

Menurut Iwan, Masjid As-Salam dipilih sebagai tempat acara karena lokasinya di tengah Distrik Hayl Asyir, Madinat Nasr, tempat bermukimnya mahasiswa Indonesia.

Jumlah masyarakat Indonesia di Mesir berkisar 5.000 orang, sebagianb besar di antaranya adalah mahasiswa.

Bertindak sebagai imam dalam shalat Ied adalah Khalilurrahman dan Dr. Abbas Mansur Tamam MA selaku khatib.

Dalam khotbahnya, Abbas menguraikan hikmah ibadah haji yang antara lain mencerminkan napak tilas perjalanan Nabi Ibrahim, Siti Hajar dan putranya, Ismail.

"Ibadah haji merupakan bagian dari napak tilas perjalanan Nabi Ibrahim setelah beliau meninggalkan kaumnya yang musyrik, menyekutukan

Tuhan dengan menyembah berhala," katanya.

Doktor lulusan Universitas Al-Azhar yang baru tamat Oktober lalu itu melukiskan haji sebagai padang mahsyar mini, yakni pada hari kiamat tempat setiap manusia mempertanggungjawabkan perbuatannya semasa hidup di dunia di hadapan Tuhan.

Perayaan tersebut selain Shalat Ied, juga ramah-tamah, pemotongan hewan kurban dan santap masakan khas Indonesia berupa nasi kotak yang disediakan secara gratis oleh panitia.

Duta Besar RI untuk Mesir, A.M. Fachir dalam kesempatan itu beramah-tamah dengan masyarakat Indonesia setelah Shalat Ied.

Adapun pemotongan hewan qurban berupa enam ekor sapi dan satu ekor kambing dilaksanakan di KBRI.

"Daging hewan kurban dibagikan kepada mahasiswa Indonesia," kata Iwan Wijaya, yang juga Kepala Fungsi Penerangan, Sosial dan Budaya (Pensosbud) KBRI Kairo.

(M043/E011/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010