Johannesburg (ANTARA News) - Tingginya angka kejahatan di Johannesburg dan kota-kota lainnya di Afrika Selatan masih menjadi kekhawatiran para pengunjung, tim maupun wartawan selama berlangsungnya Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan.

Namun pihak keamanan menyatakan bahwa meski ada kekhawatiran tersebut, pertandingan Piala Dunia tetap berjalan sesuai dengan rencana tanpa ada halangan yang berarti.

Kekhawatiran tersebut semakin meningkat menyusul penembakan yang disertai perampokan terhadap seorang turis AS, Rabu malam (Kamis WIB) saat ia berjalan mencari hotel, tidak lama setelah mendarat di Johannesburg.

Menurut juru bicara kepolisian Sally de Beer, dokter di rumah sakit menemukan bahwa turis tersebut kena tembak di bagian tangan kanan sehingga selamat dari maut.

"Ia sekarang berada di rumah sakit dan selamat dari bahaya. Sekarang ia dalam kondisi stabil," kata de Beer.

Sebelumnya, wartawan peliput Piala Dunia 2010 asal Portugal, Yunani dan China juga menjadi korban perampokan bersenjata di hotel tempat mereka menginap.

ANTARA dan beberapa rekan wartawan dari Indonesia beberapa waktu lalu juga sempat merasakan angkernya kawasan Hillbrow di dekat Stadion Ellis Park, Johannesburg.

Beberapa saat menjelang kedatangan di Afrika Selatan, warga Indonesia yang tinggal di Johannesburg atau mereka yang sempat berdomisili di negara itu selalu mengingatkan agar hati-hati dengan tingginya angka kejahatan.

Bahkan KBRI Pretoria yang mengeluarkan buku saku "Keterangan Dasar Afrika Selatan", merasa perlu untuk memberikan tip-tip bagaimana menghadapi aksi kejahatan.

Tip tersebut diantaranya jangan melawan bila menjadi korban penodongan atau perampokan karena penjahat tidak segan-segan membunuh meski seluruh permintaannya sudah dituruti.

Kejahatan memang menjadi kekhawatiran utama sejak Afrika Selatan ditetapkan sebagai tuan rumah Piala Dunia enam tahun lalu.

Negeri tersebut menempati peringkat tertinggi angka kejahatan, dengan rata-rata 50 pembunuhan setiap hari, sehingga menempatkan Afrika Selatan sebagai daerah paling berbahaya setelah kawasan perang.

Pemerintah Afrika Selatan telah mengucurkan dana sebear 169 juta dolar AS untuk keamanan Piala Dunia 2010 dengan menerjunkan 44 polisi rekrutan baru.

Pihak panitia juga mengatakan bahwa pesta sepak bola terbesar di dunia tersebut sejauh ini berlangsung dengan mulus. Angka kedatangan tamu sepanjang Juni 2010 meningkat 24 persen dibanding tahun lalu.

Presiden FIFA Sepp Blatter yang bertemu dengan Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma, Kamis, juga menyatakan sangat puas dengan penyelenggaraan Piala Dunia 2010 sejauh ini.

"Saya hari ini menjadi presiden FIFA yang merasa tenang dan gembira. Saya harus menyampaikan rasa terima kasih kepada rakyat Afrika Selatan," kata Blatter.

Danny Jordaan, Ketua Panitia Lokal, menyatakan bahwa Piala Dunia merupakan mimpi Nelson Mandela dan Desmond Tutu yang telah 16 tahun menunggu mimpi tersebut bisa terwujud.

Tapi Piala Dunia 2010 seolah menjadi hambar karena tuan rumah Afrika Selatan gagal di babak penyisihan grup, sehingga Ghana menjadi satu-satunya wakil dari benua Afrika.

Ghana yang didukung seluruh benua Afrika untuk menjadi negara pertama di benua itu yang lolos ke semifinal, akan bertanding menghadapi Uruguay pada pertandingan babak perempat-final di Johannesburg, Jumat.

"Kami punya prospek kalau Ghana bisa melebihi babak perempat-final, prestasi yang belum pernah dicapai negara Afrika lainnya," kata Jordaan.
(A032/A024)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010