Hal itu terjadi saat menghadiri pelantikan Bupati Mamuju yang dilaksanakan di lapangan Merdeka Mamuju, Jumat.
Kehadiran orang pertama di Sulsel ini bukan hanya disambut dengan lagu khas Angin Mammiri dan tari-tarian Mandar, namun ia juga dihadang oleh ratusan masyarakat suku Bugis, Makassar yang telah menetap tinggal di Mamuju, guna melepaskan kerinduan mereka dengan Syahrul Yasim Limpo.
Upaya masyarakat Suku Bugis, Makassar yang ingin mendekat dengan Gubernur Syahrul harus melewati blokade penjagaan ketat dari aparat kepolisian yang melakukan pengamanan prosesi pelantikan itu.
Usai pelantikan, Gubernur Sulsel dan Sulbar kembali diarahkan ke Hotel D Maleo Mamuju untuk menghadiri kegiatan ramah tamah pelantikan Bupati Mamuju dan Wakil Bupati Mamuju terpilih, Drs H. Suhardi Duka dan Ir Bustamin Bausat.
Dalam kegiatan ramah tamah tersebut, Gubernur Sulbar akhirnya mendaulat agar Gubernur Sulsel menyumbangkan lagu terbaiknya untuk menghibur para tamu undangan yang memadati ball room hotel d meleo itu.
Gubernur Syahrul memenuhi permintaan Gubernur Sulbar, Anwar Adnan Saleh, membawakan satu lagu.
Para tamu undangan yang hadir dalam kesempatan itu pun terperagah sambil tertawa kecil karena Gubernur Syahrul membawakan lagu anak-anak dengan judul "Topi saya bundar".
Meski membawakan lagu anak-anak, lantunan suara Gubernur Sulsel ternyata mampu mengajak para tamu undangan untuk ikut bernyanyi. Bahkan, dalam kesempatan itu, bupati terpilih Suhardi Duka ikut mendampingi Gubernur Sulsel untuk menuntaskan lagu "Topi saya bundar".
Hadirnya Gubernur Sulsel ini juga menjadi moment bagi masyarakat, khususnya masyarakat etnis Bugis, Makassar maupun masyarakat lokal untuk mengabadikan gambar Gubernur Syahrul.
"Lagu ini sengaja saya nyanyikan sebagai simbol perekat antara orang tua dan anak. kerinduan antara anak itu bagaikan kerinduan antara Sulsel dan Sulbar yang memang merupakan saudara kandung yang tak boleh dipisahkan," ucap Gubernur Sulsel. (ACO/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010