Kupang (ANTARA News) - Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya, mengingatkan para petani lahan kering dan basah untuk menyiapkan lahan tanam sesuai potensi curah hujan masing-masing wilayah dengan menerapkan teknologi yang sesuai dengan agroklimat.

"Tujuannya agar dapat mengeliminir rIsiko gagal tanam dan gagal panen," kata gubernur di Kupang, Selasa.

Menurut gubernur, saat ini Provinsi NTT memiliki potensi lahan kering seluas sekitar 2,38 juta ha dan potensi lahan basah mencapai 127,31 ribu ha dengan pemanfaatan untuk lahan kering baru sekitar 1,56 ha atau 65,41 persen sedangkan lahan basah mencapai 127 ribu ha atau 51,33 persen.

Pemanfaatan lahan-lahan ini, harus disesuaikan dengan prakiraan yang dikeluarkan Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

"Sehingga jika terjadi kekeringan karena terlambat memasuki musim hujan pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota dapat mengambil langkah antisipasi kemungkinan datangnya ancaman anomali iklim pada waktunya," jelasnya.

Gubernur Lebu Raya mengungkapkan, mengantispasi ancaman ini pemerintah telah mengambil langkah-langkah antisipasi seperti menjaga cadangan beras nasional, beras bersubsidi sebagai pengganti Raskin, stabilisasi harga beras, menyiapkan cadangan dana dan terus melakukan siaga.

"Para pimpinan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait dan para bupati/walikota untuk tetap memastikan bendung atau embung berfungsi dengan baik dan memprogramkan pompanisasi," katanya.

Gubernur juga meminta para penyuluh terus berbenah diri mencermati fenomena alam ini dengan meningkatkan kapasitas teknis dan kemampuan menghadapi musim tanam bersama para petani di lapangan.

"Satukan langkah dan fokus kerja keras dengan menggerakkan seluruh upaya yang dimiliki, sambil memohon berkat dan penyertaan dari Tuhan, sehingga apa yang dikerjakan dapat memberikan hasil yang baik," katanya.

Gubernur juga mendukung imbauan dari Stasiun Klimatologi Lasiana Kupang agar para petani di Nusa Tenggara Timur tidak gegabah menanam menyusul anomali iklim yang mengakibatkan hujan pancaroba mengguyur sebagian besar wilayah kepulauan ini dalam sepekan terakhir.

Kepala Stasiun Klimatologi Lasiana Kupang Ir Purwanto, di Kupang, Selasa, meminta petani untuk mempersiapkan lahan sebelum memasuki awal musim hujan pada November I hingga November III 2010.

Ia juga meminta petani, terutama petani lahan kering, sebaiknya cermat mengikuti perkembangan anomali iklim alam dengan melakukan komunikasi kepada petugas lapangan yang ada di daerah terdekat atau penyuluh pertanian, sehingga tidak keliru melakukan keputusan menanam pada waktunya.

Kecermatan dan komunikasi antar petani dengan petugas lapang iklim dan penyuluh dari Dinas Pertanian dan Perkebunan, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan ini penting dilakukan sehingga tidak salah mengambil keputusan untuk menanam sebelum musim hujan sesungguhnya. (ANT-084/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010