Surabaya (ANTARA News) - Tiga politisi berebut untuk menjadi Ketua Partai Amanat Nasional (PAN) Surabaya, Jawa Timur, periode 2010 hingga 2015.

Mereka masing-masing Usman Hakim yang saat ini menjabat Wakil Ketua bidang Informasi DPD PAN Surabaya, Hafidz Suaidi selaku anggota DPRD Surabaya, dan Surat yang kini menjabat Ketua DPC PAN Benowo.

Bahkan, Usman Hakim sudah memproklamirkan diri dan mengklaim mendapat dukungan 18 DPC dan 90 DPRt (tingkat ranting) atau sekitar 75 persen suara.

"Semuanya sudah bulat mendukung, dan Insya Alah saya siap menjalankan amanat itu," ujarnya kepada wartawan di sela deklarasi pencalonannya sebagai Ketua DPD PAN di RM. Pandan, Minggu.

Ia juga mengaku bukan mengusung diri, namun diminta oleh sebagian besar DPC dan DPRt se-Surabaya untuk maju menjadi Ketua DPD PAN selama lima tahun ke depan. Namun ia meminta kepada pendukungnya untuk tetap menghormati tata cara dan aturan selama masa pencalonan.

"Saya juga berangkat dari rasa keprihatinan terhadap PAN Surabaya yang seolah mati suri. Pengurusnya juga retak di sana-sini dan saling mementingkan ambisi pribadi daripada keutuhan partai," tutur Usman yang juga Ketua DPC PAN Kenjeran tersebut.

Sementara, pelaksanaan pemilihan dalam agenda Musyawarah Daerah (Musda) PAN akan digelar bulan depan. Dijadwalkan, pada 7 November, pengurus DPC dan DPRt akan memberikan hak suaranya untuk menentukan pemimpin di partai berlambang matahari bersinar itu.

"Namun hingga kini belum ada kepastian langsung, padahal waktunya sudah mepet dan sangat berpeluang diundur. Kalau DPD PAN Surabaya belum bisa memastikannya, maka Musda akan diambil alih oleh satu tingkat di atasnya, dalam hal ini DPW PAN Jatim," kata Usman yang juga Wakil SC Panitia Musda.

"Yang jelas, Musda harus digelar pada November dan itu merupakan aturan partai yang berlaku," ucap dia menambahkan.

Sementara itu beberapa DPC PAN sudah menunggu pergantian jabatan orang nomor satu di partai yang didirikan Amien Rais tersebut. Menurut Sekretaris DPC PAN Sawahan, Agus Prasetya, tubuh internal PAN Surabaya sudah harus berubah karena terlalu seringnya konflik antar pengurus.

"Di Musda mendatang, lebih baik ada pergantian kepengurusan total mulai dari ketua hingga pengurus di bawahnya. Salah satu kegagalan PAN Surabaya yang paling nyata adalah terpecahnya suara antar anggota DPD PAN dalam mendukung pasangan calon wali kota beberapa waktu lalu. Kita tidak ingin hal itu terjadi lagi, jadi perubahan adalah harga mati," papar pria yang juga Sekretaris Barisan Muda PAN Surabaya itu.

(ANT-165/I007/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010