Pantauan ANTARA di pasar tersebut, Selasa, ratusan petak yang sudah disediakan pemerintah hanya sebagian kecil ditempati pedagang, sementara sebagian lainnya ditinggal pemiliknya.
"Pesar subagrobinis Nendagung merupakan lokasi relokasi eks pedagang tradisional Dempo Permai, Seghepat Seghendi dan Inpres. Namun pedagang masih belum mau pindah ke lokasi baru, karena sepi pembeli dan fasilitas masih minim," kata Ketua Forum Pedagang setempat Darwin.
Dia mengatakan, pedagang lebih memilih kembali berjualan di lokasi yang telah direlokasi pasar Dempo Permai dan Pasar Seghepat Seghendi ketimbang di lokasi pasar subagrobisnis Nendagung, kendati hampir setiap hari terkena razia.
Sekarang ini, kata dia, pedagang mulai meninggalkan pasar baru dan kembali berjualan di pasar Dempo Permai karena di pasar baru pembeli siang dan sore hari sepi.
Pernyataan senada juga dikemukakan Nurima, bukan hanya fasilitas saja yang kurang tapi termasuk penataan dan kondisi pasar baru masih semrawut.
Belum lagi ditambah dengan kurangnya minat konsumen untuk berbelanja, katanya pula.
"Pasar subagrobisnis masih perlu dilakukan penataan dan dibangun sarana pendukung lainnya termasuk air bersih yang sangat dibutuhkan bagi pedagang ikan," ungkap dia.
Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM dan Pengelolaan Pasar, Firmanuddin, mengatakan saat ini masih butuh pendataan dan melengkapi fasilitas untuk para pedagang di pasar
subagrobisnis Nendagung seperti petak pasar, listrik dan air bersih.
"Selain itu Pemkot Pagaralam juga telah menyediakan 112 petak pasar untuk pedagang lainnya seperti pedagang baju, klontongan, cindera mata. Fasilitas sebagian sudah dibangun, tapi masih ada pedagang yang belum mau menempatinya," ungkap dia. (ANT-127/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010