Jakarta (ANTARA News) - Asosiasi Perusahaan Perjalanan Indonesia (ASITA) DIY menegaskan sampai saat ini tidak ada pembatalan perjalanan wisata ke Yogyakarta pasca-meletusnya Gunung Merapi pada 26 Oktober 2010.

Ketua ASITA DIY, Edwin Ismedi Himna, dalam keterangan persnya yang diterima ANTARA di Jakarta, Kamis, menjelaskan, semua aktivitas di hampir seluruh Provinsi DIY berjalan dengan normal pasca-meletusnya Gunung Merapi.

"Pada dasarnya semua aktivitas berjalan normal seperti biasanya, tidak ada pembatalan atau aktivitas yang berbeda yang disebabkan karena letusan Merapi," kata Edwin.

Ia menegaskan, semua penerbangan, layanan hotel, restoran, bank, money changer, dan tour/traveling beroperasi seperti biasanya.

Salah satu tujuan wisata favorit yakni Candi Borobudur yang terletak sekitar 30 km dari puncak Merapi dinyatakan aman dan tidak terimbas efek letusan Merapi.

Edwin mengatakan, pemerintah provinsi DIY telah membangun rumah-rumah sementara sejak beberapa tahun lalu berlokasi di 7 km dari puncak Merapi.

Rumah-rumah itu akan diisi oleh penduduk desa yang tinggal di kawasan paling dekat dengan puncak gunung bila sewaktu-waktu terjadi letusan.

"Masyarakat yang tinggal di sekitar puncak Merapi telah dievakuasi sejak beberapa hari lalu tetapi ada keluarga yang tinggal di sekitar 4 km dari puncak gunung menolak untuk mengungsi sehingga tewas terkena awan panas," katanya.

Edwin menambahkan, terdapat sekitar 15 orang anggota keluarga tersebut yang percaya 100 persen terhadap insting bahwa gunung Merapi tidak akan meletus.

Pusat Kota Yogyakarta sendiri terletak sekitar 30 km arah selatan puncak Merapi.

Pada 26 Oktober 2010, Merapi meletus dan mengimbas ke sejumlah area dalam radius sekitar 7 km dari puncak gunung aktif tersebut.

Edwin sekali lagi menegaskan bahwa secara keseluruhan Provinsi Yogyakarta yang luas aman untuk dikunjungi wisatawan karena daerah yang terdampak letusan gunung hanya sebagian kecil dari Provinsi DIY.(H016.K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010