Bantaeng, Sulsel (ANTARA News) - Seorang Calon Haji Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, dinyatakan batal berangkat karena terbukti hamil. Calhaj bernama Marina binti H Saini beralamat di Lemoa Kelurahan Bonto Langkasa, Kecamatan Bissappu dinyatakan terbukti hamil oleh tim dokter.

Kepala Bagian Kesra Pemda Kabupaten Bantaeng, Baso Asdar di Bantaeng, Jumat, mengatakan, selain calhaj yang ditemukan hamil, dua orang calhaj daerah ini juga mutasi ke Makassar.

Keduanya masing-masing Ir Agussalim, MSi bin H Marola Songgo yang beralamat di Kampung Gallea, Desa Biangkeke, Kecamatan Pajukukang serta Hasbiah A. Ma binti Zainuddin yang beralamat di desa yang sama.

Menurut Kabag Kesra, batalnya ketiga orang tersebut menjadikan jumlah calhaj kabupaten berjarak 120 kilometer arah selatan Kota Makassar yang dijadwalkan berangkat menjadi 186 orang dari 189 orang kuota haji Kabupaten Bantaeng.

Para calhaj tersebut dijadwalkan dilepas oleh Bupati Bantaeng, Sabtu (30/10) di Masjid Agung Syeh Abdul Gani. Khusus calhaj yang batal berangkat karena hamil, Baso Asdar mengatakan, Pemda masih member prioritas pada keberangkatan tahun berikutnya sepanjang dananya yang tersimpan di Bank tidak dicabut.

"Kalau dananya tidak diambil, kami tetap member kesempatan prioritas pada tahun berikutnya. Tapi, bila dananya ditarik, dan mendaftar kembali maka harus mengikuti antrian," urainya.

Kabag Kesra Pemda Kabupaten Bantaeng itu mengatakan, daftar tunggu (waiting list) hingga kini mencapai 1968 orang. Ia berharap, Pemerintah tetap memberikan tambahan kuota seperti tahun ini.

Kabupaten Bantaeng untuk 2010 mendapat tambahan kuota sebanyak 10 orang. Jumlah tersebut sudah cukup membantu tingginya minat berhaji di kabupaten berjuluk Butta Toa.

Menyinggung kondisi di Tanah Suci, Baso Asdar mengimbau calhaj agar tetap menjaga kesehatan. Sesampainya di sana calhaj Bantaeng diharapkan tetap menjaga kekompakan dan menjaga nama baik daerah.

"Sedapat mungkin, calhaj Bantaeng tidak bepergian sendiri-sendiri dan yang terpenting tetap memperhatikan makan dan minum karena kegiatan ibadah selama di Tanah Suci membutuhkan fisik yang memadai," ucapnya.(*)
(ANT-102/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010