Seoul (ANTARA News)- Seorang mantan tentara Korea Selatan pekan ini pulang ke kampung halamannya setelah hampir 60 tahun ditahan pasukan Korea Utara sebagai tawanan perang, kata sebuah laporan, Selasa.

Pria berusia 84 tahun, yang mengaku bernama Kim, tiba di Seoul dari satu negara ketiga yang tidak disebut namanya tempat ia tinggal setelah melarikan diri dari Korea Utara (Korut) April, kata kantor berita Yonhap.

Kim dibawa ke Korut setelah menderita luka di kepala dan ditangkap tahun 1951 dalam perang Korea, katanya, dan menambahkan ia berada dalam perlindungan di sebuah konsulat di Korea Selatan (KOrsel)di negara ketiga.

Pemulangannya menyusul perundingan-perundingan tingkat pejabat tinggi di mana negara ketiga itu mengzinkan dia pulang setelah selama beberapa bulan menolak, kata Yonhap mengutip satu sumber diplomatik.

Kementerian luar negeri menolak mengkonfirmasikan berita itu.

Seoul memeperkirakan sekitar 500 tawanan perang dari konflik tahun 1950-1953 tidak pernah dikirim pulang dalam pertukaran tawanan setelah berakhirnya perang itu dan masih tinggal di Korut yang komunis itu.

Empat serdadu Korsel yang diduga "meninggal" ternyata hidup dan pada akhir pekan lalu muncul dalam reuni keluarga yang terpisah akibat perang itu. Keluarga-keluarga mereka diberitahu hanya beberapa hari sebelum reuni itu bahwa mereka masih hidup.

Sejak tahun 2000, 28 mantan serdadu Korsel yang terdaftar sebagai tewas dalam perang telah dikonfirmasikan masih hidup di Korut, dengan 13 orang di antara ereka muncul dalam reuni-reuni itu.

Seoul juga mengatakan sekitar 480 warga sipil Korsel, sebagian besar nelayan, diculik dan dibawa ke Korut dalam tahun-tahun setelah perang.

Korut mengatakan pihaknya tidak menahan warga-warga Korsel yang bertentangan dengan keinginan mereka.

Kedua negara secara teknis tetap dalam perang sejak tahun 1953 karena tidak ada perjanjian perdamaian ditandatangani. Tidak ada hubungan surat menyurat, telepon atau email antara rakyat umum di seberang perbatasan yang dijaga ketat itu.

Banyak yang bahkan tidak tahu apakah para keluarga mereka masih hidup atau meninggal.(*)

H-RN/B002

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010