Mataram (ANTARA News) - Menteri Perindustrian MS Hidayat optimistis produk Indonesia bisa masuk ASEAN China Free Trade Area atau ACFTA yang sudah dimulai sejak 1 Januari 2010, meskipun masih banyak sektor yang tertinggal.

"Kami yakin Pemerintah China mau duduk bersama terkait ASEAN China Free Trade Area itu," kata Hidayat saat membuka Konvensi Nasional Gugus Kendali Mutu (GKM) Industri Kecil Menengah (IKM) 2010, yang berlangsung di kawasan wisata Senggigi, Kabupaten Lombok Barat, Rabu.

Optimistis itu diungkapkan Hidayat ketika menyinggung upaya Pemerintah Indonesia terkait renegosiasi 228 pos tarif ACFTA, yang sempat dikabarkan gagal sehingga sedang diupayakan dirundingkan kembali.

Dalam perundingan lanjutan Indonesia dan China itu dihasilkan tujuh kesepakatan bersama untuk meyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi oleh sektor-sektor tertentu di Indonesia yang terkena dampak dari ACFTA.

Selain menyepakati untuk pengimplementasian ACFTA, pertemuan itu juga menyepakati berbagai kerja sama, diantaranya di bidang perdagangan dan infrastruktur.

Hidayat juga optimistis dalam waktu dekat ini Pemerintah Indonesia dan China dapat menandatangani kerja sama perdagangan ACFTA.

"Kita harus terus mengembangkan produk unggulan misalnya melalui penerapan program pengembangan komoditi unggulan melalui sistem "One Village One Product" (OVOP) secara berkelanjutan. Saya yakin akan ada kesepakatan agar barang kita masuk ACFTA," ujarnya

OVOP merupakan salah satu langkah menuju klasterisasi industri di sektor Industri Kecil Menengah (IKM) yang bertujuan mengangkat produk-produk unggulan agar dapat berkembang dan masuk ke pasar yang lebih luas.

Selain itu, dengan adanya OVOP diharapkan daerah tersebut mampu menyerap tenaga lokal karena IKM padat karya dan pengembangan IKM lebih fokus pada satu produk unggulan di daerah tersebut.

Produk IKM itu dapat berupa komoditi pangan, hasil-hasil kerajinan dan produk unggulan lainnya yang dianggap mampu menembus pasar internasional.

Menurut Hidayat, secara umum produk Indonesia bisa bersaing dengan produk negara-negara ASEAN dan China, meskipun masih terjadi masalah yang berkaitan dengan kualitas produk.

Indonesia pun dituntut untuk meningkatkan kualitas produknya agar bisa bersaing dalam pasar bebas ASEAN dan China itu.

Karena itu, diperlukan langkah-langkah persiapan yang tepat sesuai kondisi dan keadaan di daerah, yang harus dilakukan pemerintah dan pelaku pasar.

(ANT/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010