Kota Gaza (ANTARA News/AFP) - Militer Israel mengatakan mereka telah menewaskan seorang gerilyawan senior Rabu dalam ledakan mobilnya di Kota Gaza, menambahkan bahwa mereka memikulkan tanggungjawabnya atas serangan terhadap sasaran-sasaran Amerika Serikat dan Israel.

Mohammad Jamil al-Nemnem, 27, seorang komandan Tentara Islam, kelompok yang mendukung ideologi seperti Al Qaida, tewas ketika mobilnya meledak di luar markas besar kepolisian Hamas di Kota Gaza.

Beberapa jam setelah ledakan itu, seorang jurubicara militer mengkonfirmasi Nemnem telah ditargetkan dalam operasi bersama oleh militer dan dinas keamanan dalam negeri Israel Shin Bet.

Ia menuduh bahwa Nemnem telah terlibat dalam sejumlah serangan, salah satunya ditujukan pada warga Israel dan AS di semenanjung Sinai, Mesir.

"Ia terlibat dalam beberapa serangan terhadap sasaran Israel pada beberapa tahun terakhir terhadap sasaran AS dan Israel di Sinai berkoordinasi dengan elemen-elemen di Jalur Gaza," katanya. Ia tidak memberikan perincian lagi.

Ratusan orang keluar untuk pemakaman Nemnem, berjanji menuntut balas atas kematian pria yang adalah wakil komandan Tentara Islam dan diyakini di belakang penculikan wartawan Inggris Alan Johnston pada 2007 itu.

Tiga orang lainnya terluka ketika mobil itu meledak, kata beberapa pejabat media di kementerian kesehatan yang dijalankan Hamas.

Beberapa saksi di tempat kejadian, yang berbicara tanpa menyebut nama, mengatakan mereka melihat pesawat-pesawat perang di daerah itu tapi tanpa rudal, dan bahwa ledakan itu tampaknya disebabkan oleh sebuah bom di dalam mobil itu.

Tapi menteri dalam negeri Hamas Ihab al-Ghussein mengatakan pada saluran televisi resmi Al Aqsa, bahwa penyelidikan menunjukkan ledakan itu diakibatkan oleh "tembakan rudal dari sebuah pesawat mata-mata Israel".

Tentara Islam adalah salah satu kelompok yang lebih keras di Gaza dan mengambil bagian dalam penangkapan tentara Israel Gilad Shalit pada Juni 2006, bersama dengan Hamas dan kelompok garis keras kecil lainnya, Komite Perlawanan Rakyat.

Hamas mengatakan mereka telah memutuskan hubungan dengan Tentara Islam setelah kelompok itu menangkap Johnston pada Mei 2007. Hamas menjamin pembebasan wartawan BBC itu hampir empat bulan kemudian setelah mereka merebut kekuasaan di Gaza.

Hamas kadang-kadang bentrok dengan Tentara Islam dan kelompok garis keras lainnya.

Pada Agustus 2009, polisi Hamas menyerang sebuah masjid di Gaza, menewaskan seorang sheikh radikal dan 23 pengikutnya setelah ia mengumumkan keemiran Islam di wilayah miskin itu dan para pengikutnya mengacung-acungkan senjata di depan umum. (S008/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010