Jakarta (ANTARA News) - Mungkin tidak banyak pihak yang tahu jika selain menerima Presiden Amerika Serikat Barack Obama, pekan kedua November ini, Indonesia juga menerima lawatan seorang kepala negara sahabat yang lain, yaitu Presiden Austria, Heinz Fischer.

Hingar bingar penyambutan kedatangan Obama oleh sejumlah pihak sepintas lalu memang menutup arti penting kunjungan Presiden Austria, padahal Austria memiliki sejarah panjang hubungan dwipihak dengan Indonesia, sejak tahun 1954. Austria juga merupakan salah satu negara anggota Uni Eropa.

Presiden Fischer akan melakukan kunjungan kenegaran ke Indonesia pada 9-11 November, atau lebih lama dibandingkan dengan lawatan Presiden Obama, 9-10 November.

Menurut Juru Bicara Presiden bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah, kunjungan Presiden Fischer kali ini dalam rangka memperkuat hubungan bilateral dan kerjasama Indonesia - Austria di sejumlah bidang.

Ia mengatakan bahwa dalam pertemuan dwipihak, delegasi kedua negara akan membahas perluasan dan penguatan kerjasama bidang politik, ekonomi termasuk perdagangan dan investasi, serta peningkatan kerjasama pembangunan dan kerjasama sosial budaya, khususnya di bidang pendidikan dan dialog antar kepercayaan.

"Kerja sama ini diharapkan dapat meningkatkan saling pengertian tentang kebudayaan dan tradisi masing-masing negara," ujar Faizasyah.

Ia juga mengatakan bahwa hubungan baik antara Indonesia dan Austria mengacu para prinsip saling menghormati dan menghargai. Pemerintah Indonesia dan Austria semenjak Juni 2009 telah sepakat untuk melakukan konsultasi dwipihak secara reguler.

Kesepakatan untuk melakukan konsultasi dwipihak itu dilakukan pada saat kedua negara memperingati 55 tahun hubungan diplomatiknya.

Pada kunjungan kenegaraannya kali ini Presiden Fischer akan didampingi oleh 53 pelaku bisnis Austria yang mencerminkan daya tarik Indonesia bagi kerjasama investasi dan perdagangan dengan Austria.

Sementara itu Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan bahwa Pemerintah Austria memastikan akan mendukung investasi kalangan bisnisnya pada 13 proyek berlainan di Indonesia yang akan disepakati bersama dalam bentuk Noat Kesepahaman.

Menurut Hatta, hal itu merupakan peluang besar bagi para pengusaha Indonesia untuk memasuki pasar Eropa yang saat ini memang masih dalam situasi krisis atau menarik investor dari Eropa.

Volume perdagangan Indonesia dan Austria pada tahun 2008 mencapai 393,4 juta dollar AS. Namun, pada tahun 2009 turun menjadi 300,4 juta dollar AS lantaran krisis keuangan global.

Investasi Austria di Indonesia menempati urutan ke-35. Dalam kurun waktu 1990 hingga 2009 total investasi Austria secara kumulatif mencapai 20,60 juta dollar AS.

Selama di Indonesia Presiden Heinz Fischer akan meletakan karangan bunga Taman Makam Pahlawan, Kalibata. Selain itu, ia juga akan berkunjung ke Katedral dan Masjid Istiqlal, serta bertemu Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

"Diharapkan Hubungan bilateral dan kerjasama Indonesia-Austria dapat terus berkembang di tahun-tahun mendatang? ujar Faisasyah.

Republik Austria adalah sebuah negara yang terkurung daratan di tengah-tengah Eropa Tengah. Berbatasan dengan Jerman dan Ceko di utara, Slowakia dan Hongaria di timur, Slovenia dan Italia di selatan, dan Swiss dan Liechtenstein di barat. Ibukota negara itu, Wina, menjadi tempat lahirnya sejumlah konvensi PBB selain juga terkenal dengan para musisi musik klasiknya.

Seusai menerima Presiden Fischer, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kemudian akan menerima kunjungan kenegaraan pertama kali Presiden Barack Obama, yang telah dua kali ditunda pada tahun lalu.

Khusus untuk kedatangan Presiden Obama, Istana Kepresidenan, Jakarta, akan menyuguhkan nasi goreng dan bakso dalam jamuan makan malam kenegaraan yang akan dihadiri oleh Presiden Obama dan istrinya Michelle Obama.

"(Disiapkan) nasi goreng dan bakso," kata Juru Bicara Kepresidenan, Julian Aldrin Pasha.

Julian menjelaskan, pihak istana memilih menyajikan nasi goreng dan bakso setelah meluangkan waktu untuk mencari tahu jenis makanan Indonesia yang disukai oleh Presiden Obama.

Julian menjelaskan, penyajian nasi goreng dan bakso itu adalah inisiatif pihak istana. Tidak ada pesanan dari Obama, katanya.

Rencana lawatan Obama ke Indonesia telah disampaikan secara terbuka oleh Presiden Obama dalam pidatonya di hadapan Sidang Majelis Umum PBB di New York September 2010.

Kunjungan Presiden Obama ke Indonesia merupakan bagian dari lawatannya ke empat negara Asia, yaitu India, Indonesia, Korea Selatan dan Jepang selama 10 hari. Di India dan Indonesia Presiden Obama melakukan kunjungan kenegaraan sedangkan di Korea Selatan dan Jepang Presiden Obama akan menghadiri KTT G20 dan KTT APEC.

Mengenai substansi kunjungan itu, Dubes RI untuk AS Dino Patti Djalal mengatakan kedatangan Presiden Obama nanti pada intinya akan dimanfaatkan sebagai gong terbentuknya Kemitraan Komprehensif antara Indonesia dan Amerika Serikat.

Konsep kemitraan komprehensif itu diluncurkan saat Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton melakukan kunjungan ke Jakarta pada Februari tahun lalu.

Konsep tersebut sudah mulai berjalan dan pada September ketika Menlu Hillary Clinton serta Menlu Marty Natalegawa di Washington, DC, meluncurkan Komisi Bersama Indonesia-AS untuk menjalankan Kemitraan komprehensif.

Komisi Bersama tersebut diikuti dengan dibentuknya Rencana Aksi Kemitraan AS-Indonesia, yang mencakup kerja sama kedua negara di bidang antara lain antara lain keamanan, pemerintahan, pendidikan, energi, perdagangan dan investasi, serta lingkungan hidup.

Dino mengatakan hal-hal teknis yang menjadi bagian dari kemitraan komprehensif antara Indonesia dan Amerika Serikat itu akan dideklarasikan dalam kunjungan kenegaraan Obama ke Indonesia.

Namun menurut dia, salah satu pokok dari kemitraan komprehensif itu adalah kesetaraan. Kedua pihak tidak akan memaksakan untuk memasukkan bidang-bidang tertentu dalam daftar kerjasama. Dalam kemitraan komprehensif, kedua negara negara bebas memilih bidang kerjasama yang akan kita dimajukan.

"`key word` (kata kunci-red) dari kemitraan komprehensif ini adalah kemitraan yang sejajar," katanya.

Sementara itu untuk menyambut dua tamu negara tersebut, sejak Senin (8/11) sejumlah kesibukan sudah terlihat, mulai dari luar hingga dalam komplek istana. Di luar komplek, sejumlah pekerja sibuk "mempercantik" tampilan tempat untuk memampang gambar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan kepala negara sahabat yang akan menjadi tamu negara.

Sekalipun tempat gambar kepala negara itu masih kosong, para pekerja telah sibuk memperindah bingkai dan penyangga tempat gambar yang tingginya sekitar lima meter itu. Mereka menggunakan kain dan bunga-bunga untuk memperindah tampilan.

Ruas jalan di sekitar istana juga dibuat lebih "cantik" dengan menggunakan sejumlah bendera Indonesia, Austria dan Amerika Serikat yang berkibar berdampingan. Puluhan bendera serupa juga berjejer rapi di sepanjang Jalan Ir.H.Juanda yang tepat berada di depan Istana Negara. Taman-taman buatan pun tampak menghiasi sepanjang trotoar jalan utama Thamrin dan Merdeka Barat.

Tepat di halaman depan Istana Negara, sejumlah lampu sorot disiapkan. Lampu-lampu dengan penyangga setinggi sekitar 1,5 meter itu diatur rapi dengan jarak yang tertentu.

Pagar komplek istana yang biasanya tidak dihias, kini sudah berubah. Bendera Merah Putih dengan aneka bentuk dan kreasi dibentangkan di sepanjang pagar yang mengelilingi komplek Istana Kepresidenan.
(G003/H-KWR)

Oleh
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010