Ramallah, Tepi Barat (ANTARA News/Reuters) - Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan, dukungan Amerika Serikat pada negara Palestina belum bergerak melebihi "slogan".

Abbas mengatakan pendapat di AS dan Eropa telah mulai beralih mendukung Palestina, tapi menyampaikan perasaan frustrasi terhadap penentangan AS belum lama ini pada gagasan untuk membawa pencarian akan negara Palestina itu ke Dewan Keamanan PBB.

"Dunia telah mulai berubah. Eropa telah mulai berubah dan Amerika telah mulai berubah," kata Abbas, yang pemerintahnya tergantung pada dukungan politik dan keuangan AS dan Uni Eropa.

"Sebenarnya, itu masih pada tataran slogan, seperti `Kami mendukung solusi dua negara` dan `Pembentukan negara Palestina adalah untuk kepentingan keamanan nasional AS`," ia menambahkan dalam pidato untuk memperingati wafatnya Yasser Arafat, Kamis.

Pembicaraan perdamaian dukungan AS yang dimaksudkan untuk mengakhiri konflik Israel-Palestina melalui pembentukan negara Palestina telah macet September lalu karena perselisihan perihal pembangunan permukiman Yahudi di tanah Palestina yang diduduki Israel.

Pembicaraan itu dimulai baru beberapa pekan sebelumnya. Abbas telah menegaskan kembali penentangannya pada dimulainya kemali pembicaraan itu hingga Israel menghentikan semua permukiman di tanah tempat Palestina ingin mendirikan negara mereka.

PM Israel Benjamin Netanyahu sejauh ini telah menolak permintaan internasional akan pembekuan pembangunan permukiman. Pembatasan yang ia terapkan selama 10 bulan pada pembangunan permukiman di Tepi Barat itu telah berakhir pada akhir September lalu.

Kabinetnya didominasi oleh partai-partai yang mendukung para pemukim, termasuk partainya sendiri Likud.

Abbas, sementara menegaskan kembali komitmennya pada pembicaraan, mengatakan Palestina sedang mempelajari alternatif bagi "proses perdamaian" dua dasawarsa itu jika proses itu gagal.

Salah satu gagasannya adalah pergi ke Dewan Keamanan PBB untuk menjamin pengakuan internasional pada negara Palestina. AS, kata Abbas, melukiskan tindakan itu sebagai aksi sepihak -- pendapat yang menggema di Israel.

"Kami sedang memikirkan mengenai gagasan ini, kami belum memulai, (tapi) ini telah dianggap sebagai langkah sepihak," kata Abbas. "Mereka (Israel) telah meakukan aksi sepihak setiap hari," ia menambahkan. Ia telah mendaftar ekspansi permukiman termasuk di antara keluhan-keluhannya.

AS menyatakan kedua belah pihak musti menghindari aksi sepihak yang akan merintangi pembicaraan bilateral yang mereka katakan sebagai satu-satunya jalan ke arah pemecahan konflik.

Abbas menyatakan Presiden AS Barack Obama masih berusaha untuk memajukan pembicaraan perdamaian. "Kami masih memiliki harapan dan masih ada kesepatan," katanya.

Obama, dalam pidatonya pada Majelis Umum PBB September lalu, mengatakan keberhasilan dapat menghasilkan perjanjian yang akan memungkinkan negara Palestina yang berdaulat untuk masuk PBB tahun depan. Ucapan itu diliput secara luas oleh media Arab.

Abbas, yang membicarakan pidato Obama itu, mengatakan: "Saya mengharapkan ini tidak hanya slogan dan ketika waktunya tiba ia mengatakan `Kami minta maaf, kami tidak dapat melakukannya`.

"Selama ini anda mengatakan ini di PBB, ini janji dan hutang di keliling leher Anda dan harus direalisasikan supaya Palestina menjadi negara anggota penuh PBB," katanya. (S008/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010