Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Boediono kagum pada prestasi yang diraih junior-nya sesama siswa SMP Negeri I Blitar, yang berhasil maju mengikuti olimpiade astronomi Asia Pasifik (APAO) VI di Kabupaten Tolikara, Papua, 24 November mendatang.

"Ini yang dari Blitar saya benar-benar nggak menyangka. Kok, bisa lolos bagaimana ceritanya?," tanya Boediono dengan penuh senyum dan wajah penasaran, saat menerima peserta olimpiade astronomi Asia Pasifik di Jakarta, Senin.

Rasa penasaran Wapres pun dijawab sang junior Lidya Pertiwi, "Jadi bulan Agustus, saya ikut olimpiade sains nasional dan dapat medali perak. Lalu Oktober kemarin dapat surat untuk ikut olimpiade astronomi."

Menanggapi jawaban siswi kelas IX itu, Wapres Boediono dengan bangga mengatakan, "Bagus, bagus."

Lidya Pertiwi merupakan salah seorang dari 14 siswa SMP-SMA yang terpilih untuk mengikuti olimpiade astronomi Asia Pasifik, mewakili Indonesia.

Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan Olimpiade Astronomi Tingkat Asia-Pasifik (Asian Pacific Astronomy Olimpiad/APAO) VI.

APAO VI akan diikuti delapan tim dari delapan negara di Asia dan Oceania, yaitu Indonesia, Rusia, Korea Selatan, Kazakstan, China, Bangladesh, Nepal, dan Kirgistan sebagai observer.

Peserta dibagi atas dua kategori, yaitu junior atau SMP dan senior atau SMA. Sebagai tuan rumah, Indonesia berhak mengirim dua tim yang berasal dari daerah penyelenggara dan seleksi nasional.

Peserta dari Indonesia yang berasal Tolikara untuk kelompok junior, yaitu Tower Bogum, Betty A Kogoya, Erfince Wanimbo, dan Echo Yikwa, sedangkan kategori senior adalah Ramli Wanimbo, Mendi Weya, dan Itha Yikwa.

Adapun peserta hasil seleksi nasional untuk kategori junior adalah Ramadino Athaariq (Mentari International School), Cliff Alvino (SMP Karangturi), Lidya Pertiwi (SMPN 1 Blitar).

Sedangkan kategori senior adalah Siti Fatima (SMAN 1 Sampang), M Wildan (SMA Semesta), Dedy Arianto (SMAN 5 Palangkaraya), dan Yahdi Isnu (SMAN 1 Taliwang).

Pemilihan peserta ini dilakukan melalui seleksi ketat oleh Surya Institute. Para peserta terpilih digembleng oleh Surya Institute bekerja sama dengan Ganesha Astromedia Institut Teknologi Bandung (ITB), dosen ITB, dan dosen Universitas Indonesia.

Indonesia optimistis akan meraih juara seperti penyelenggaraan APAO 2009 di Damyang, Korea Selatan. Saat itu, Indonesia meraih dua emas dan dua perunggu serta menjadi The Best Result.(*)

R018/S019

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010