Lamongan (ANTARA News) - Mantan Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas), Prof. Abdul Malik Fadjar, mengemukakan bahwa rendahnya tingkat kepercayaan (low trust) dan pendangan-pandangan serba negatif sedang melanda bangsa Indonesia.

"Low trust akan mengakibatkan bangsa ini sulit diajak untuk produktif, sehingga diperlukan sifat husnudzon atau berpikir positif, agar bisa melahirkan produktifitas dan kreatifitas, " katanya saat wisuda Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Muhammadiyah Lamongan, Jawa Timur, Minggu.

Mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini memberi solusi, agar bangsa ini produktif salah satunya adalah memajukan pendidikan seperti yang telah dilakukan Muhammadiyah sebelum kemerdekaan.

"Itu sudah dilakukan Muhammadiyah, jauh sebelum Indonesia merdeka sudah meproklamirkan pendidikan dan kesehatan sebagai pilar demokrasi," ujarnya.

Contoh kongkrit kemrosotan pendidikan di Indonesia adalah, pada tahun 1970-an, Malaysia meminjam guru dari Indonesia. Kini terbalik, warga Indonesia banyak yang belajar ke Malaysia yang sekarang lebih maju.

"Karena Malaysia memilih pendidikan sebagai pilar pembangunan. Jepang pasca hancur seusai perang dunia kedua, pertama kali menyelamatkan guru dan anak-anak setelah di bom nuklir oleh sekutu," katanya.

Dikatakanya, KH Ahmad Dahlan selaku pendiri Muhammiyah saat awal mendidrikan Muhammadiyah, langsung mendirikan sekolah di suraunya untuk mengembalikan harkat dan martabat manusia Indonesia.

Ia berharap, lulusan Stikes Muhammadiyah Lamongan harus kompetitif. Dan itu, hanya bisa dilakukan jika memiliki basis ilmu pengetahuan, memiliki kompetensi dan harus punya networking, atau silaturrahim dalam bahasa santri.

"Yang mampu memenangkan silturrahim baik vertikal maupun horizontal akan membawa kedamaian dunia dan akherat," katanya menambahkan.
(T.ANT-163/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010