Jakarta (ANTARA News) - Pelaku teroris Fadli Sadama alias Fernando alias Said (28) memiliki hubungan dengan kelompok teroris di Malaysia serta dengan The Pattani United Liberation Organization (PULO) di Thailand Selatan.

"Fadli berencana melakukan latihan di dua negara tersebut, kemudian akan balik ke Indonesia untuk melakukan aksi teroris di Pekanbaru dan di kawasan gunung anak Krakatau dengan sasaran wisatawan asing," kata kata Direktur Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT), Petrus Golosse di Tangerang, Sabtu.

Kelompok teroris di Malaysia dan separatis di Thailand saling berhubungan dengan Fadli untuk membantu rencana aksi teroris di Indonesia, ujarnya.

Fadli ditangkap pada Oktober 2010 di Johor Baru oleh Special Branch Polis Diraja Malaysia (PDRM) yang merupakan unit khusus menangani masalah teror, keamanan dalam negeri yang berintensitas tinggi di Malaysia.

"Penangkapan tersebut merupakan hasil kerja sama Polri dengan PDRM. Saat ditangkap yang bersangkutan membawa dua pucuk senjata api berupa pistol, pada perkembangannya pistol itu akan dibawa ke Indonesia yang dibeli dari Malaysia," kata Petrus.

Fadli dibawa ke Indonesia dari Malaysia hari ini dengan tim yang dipimpin langsung oleh Petrus, dengan membawa barang bukti lainnya sejumlah uang sebesar Rp5 juta dan 16 ribu Ringgit Malaysia.

Fadli akan dijerat atas sejumlah kasus pidana termasuk keterlibatannya pada perencanaan kasus perampokan Bank CIMB Niaga Medan pada 18 Agustus 2010.

Aksi perampokan di Bank CIMB Niaga, Medan itu, diduga dilakukan lebih dari 10 orang dan kawanan rampok menewaskan seorang petugas satpam bank dan seorang anggota Brimob yang sedang bertugas.

(ANT/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010