"Bergabungnya kedua perusahaan tersebut akan memudahkan untuk mendapat sumber pendanaan pembangunan kilang (refinery) bahan baku nafta. Sehingga, dapat menstabilkan fluktuasi harga bahan baku plastik," kata Wakil Ketua INAPlas Budi Susanto Sadiman saat dihubungi, Senin.
Budi menambahkan, selama ini harga Nafta selalu mengalami kenaikan disebabkan Indonesia belum memiliki kilang sendiri, sehingga harganya sangat tergantung kepada harga BBM yang berlaku di dunia internasional.
PT Chandra Asri Petrochemical Tbk sebagai perusahaan hasil merger, menurut Budi, memiliki kemampuan menghimpun dana dalam jumlah besar untuk membangun proyek kilang baik melalui pasar modal maupun perbankan.
Dia juga menjelaskan, saat ini sudah ada sejumlah negara yang berminat memasok bahan baku diantaranya Kuwait, Iran, dan Saudi Arabia dan tinggal menunggu Pertamina untuk bergabung dalam proyek ini.
Budi mengatakan, kehadiran Pertamina dalam proyek ini untuk memberikan jaminan kepastian ketersediaan bahan baku dari negara-negara pemasok nantinya.
Budi mengungkapkan, impor Nafta pada 2010 diproyeksikan mencapai 2,08 juta ton senilai 1,66 miliar dolar AS, naik 30 persen dibanding tahun 2009.
Chandra Asri merencanakan menggandakan kapasitas produksi ethylene di Cilegon Banten menjadi 1,2 juta ton dari kapasitas terpasang saat ini 600 ribu ton, sedangkan Tri Polyta akan meningkatkan produksi dari 380 ribu ton menjadi 460 ribu ton.
Budi mengatakan, untuk menggarap proyek ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit mencapai Rp60 triliun sampai Rp80 triliun sehingga meski sudah merger tetap harus ada peran serta Pertamina didalamnya.
Sekretaris Perusahaan PT Chandra Asri Suhat Miyarso yang ditemui usai melakukan sosialisasi plastik ramah lingkungan yang dapat diurai mikroba menjadi air dan gas di Bandung akhir pekan lalu mengatakan, merger akan membuat nilai aset mengalami kenaikan dan operasi kedua perusahaan lebih efisien.
Suhat mengatakan, merger juga akan membuat daya saing semakin mengalami kenaikan sehingga pada akhirnya investasi akan mengalami peningkatan.
Terkait hal itu perusahaan merencanakan membangun kilang untuk mendapat jaminan pasokan bahan baku di Indonesia kalau hanya mengandalkan bahan baku impor, industri tidak akan berkembang karena harganya mahal, sehingga produk keluarannya menjadi sangat mahal.
Menurut dia, apabila harga bahan baku plastik meningkat maka yang terkena imbasnya industri di dalam negeri yang selama ini mengandalkan industri plastik seperti ritel, kemasan dan otomotif.(G001/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010