Yogyakarta (ANTARA News) - Pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada triwulan III-2010 melambat yang disebabkan faktor domestik seperti gangguan yang berhubungan dengan cuaca terhadap pertanian, kata penasihat senior Bank Dunia untuk Indonesia, Bill Wallace.

"Akibatnya, Bank Dunia sedikit menurunkan ramalan pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada 2010 dari 6,0 persen menjadi 5,9 persen," katanya pada diskusi tentang laporan perkembangan triwulanan perekonomian Indonesia dari Bank Dunia, di Universitas Gadjah Mada,Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia, akibat gangguan cuaca, produksi pertanian cukup lemah pada triwulan III, sehingga turun, 0,1 persen dengan hitungan penyesuaian musiman. Kinerja konstruksi, pertambangan, dan penggalian juga berkurang karena faktoer serupa.

"Gangguan pasokan pertanian dan meningkatnya harga komoditas mempengaruhi harga pangan domestik, sehingga berkontribusi terhadap peningkatan inflasi pada November 2010," katanya.

Ia mengatakan, pada 2011, tren positif dalam investasi dan kekuatan konsumsi swasta diperkirakan akan berlanjut, dan Bank Dunia meramalkan adanya penguatan tipis pertumbuhan ekonomi menjadi 6,2 persen.

"Pada jangka menengah, untuk mencapai sasaran pertumbuhan sebesar tujuh persen yang ditetapkan pemerintah, Indonesia harus melakukan investasi pada prasarana kritis dan kegiatan ekonomi yang menciptakan lapangan kerja," katanya.

Menurut dia, APBN 2011 yang baru disahkan adalah satu langkah positif dengan peningkatan alokasi belanja modal dan upaya tambahan untuk menangani rintangan pencairan anggaran belanja.

"Seiring dengan pergerakan Indonesia untuk mempercepat pertumbuhan, modal asing tampaknya akan semakin memegang peranan, terutama jika sistem pengaturan di Indonesia memiliki kepastian dan konsistensi yang lebih besar," katanya.

Selain itu, menurut dia, pemerintah juga berusaha memperbaiki konektivitas di dalam dan antarpulau dan dengan dunia internasional.

Ia mengatakan, ke depan Indonesia dapat membuat pertumbuhan menjadi lebih inklusif dengan kebijakan yang mengatasi kerentanan terhadap kemiskinan dan meningkatkan akses terhadap layanan dasar.

"Hal itu membutuhkan penciptaan lapangan kerja berkualitas bagi kaum miskin dan mendekati miskin, dan memberikan jaring pengaman bagi mereka yang terkena dampak kejadian yang mempengaruhi kesehatan, daya beli atau mata pencaharian," katanya.

Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM Anggito Abimanyu juga mengatakan, prospek pertumbuhan ekonomi pada 2010 direvisi turun 0,1 poin dari 6,0 persen menjadi 5,9 persen.

"Namun, pada 2011 pertumbuhan ekonomi diproyeksikan sebesar 6,2 persen, dengan tren investasi yang kuat tetapi pertumbuhan ekspor tidak turun," katanya.(*)

B015*V001/H008

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010